Mohon tunggu...
Abdurrahman zaviier
Abdurrahman zaviier Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa yang sedang meng explore banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Proses Pengambilan Keputusan di Dalam Organisasi IMM

14 Januari 2025   00:32 Diperbarui: 14 Januari 2025   00:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengambilan keputusan merupakan suatu hal  yang sangat penting bagi individu maupun organisasi. Dalam sebuah mengambil keputusan terkadang kita bisa mengambil keputusan  dengan mudah, namun. Kebanyakan dari suatu individu maupun organisasi pasti sangat sulit dalam menentukan atau mengambil sebuah keputusan. Pada dasarnya,  kemudahan  atau  kesulitan  mengambil  keputusan  tergantung  pada  banyaknya alternatif yang tersedia. Kita akan semakin sulit dalam mengambil keputusan, ketika keputusan yang  diambil  memiliki  tingkat  yang  berbeda-beda.

Dalam   suatu proses pengambilan   keputusan   yang benar akan   membuat sebuah perubahan di dalam organisasi ke arah yang lebih baik, namun apabila dalam proses pengambilan keputusan tersebut salah maka akan menjadi  dampak  yang buruk pada sebuah organisasi dan administrasinya. Di    dalam    organisasi pengambilan   keputusan   sendiri ialah   sebuah rangkaian kegiatan menganalisa beberapa informasi, data, dan pendapat yang akan berakhir dengan suatu hasil atau kesimpulan  yang paling baik dan  tepat.

IMM merupakan sebuah singkatan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, ialah sebuah organisasi mahasiswa islam yang beraqidah islam dan bersumber Al-Qur'an dan As-Sunnah. IMM merupakan organisasi yang bergerak di bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Kemasyarakatan. Organisasi ini didirikan pada tanggal tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H, di Yogyakarta dan diresmikan Tahun 1965. Yang diketuai Mohamad Djazman Al Kindi. Selain itu IMM memiliki tujuan berupa "Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah".

1. Kepemimpinan* (Bass, 1985): mempengaruhi proses pengambilan keputusan. contohnya ketika diadakannya kegiatan DAD (Darul Arqam Dasar)  yaitu pengkaderan baru IMM FISIP UMJ banyak senior yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut tetapi hanya sekedar memberi saran terhadap agenda kegiatan tersebut,dan itu menjadikan banyak evaluasi dan perbaikan dari DAD tahun lalu namun tidak menghilangkan rundown acara dari tahun ke tahun.

2. Model Partisipatif* (Coch dan French, 1948): melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan. Contohnya ketika diadakan musykom (Musyawarah komisariat) untuk menyusun program kerja dan anggaran setiap bidang serta pemilihan pengurus baik ketum,sekum,bedum, dan ketua bidang IMM FISIP UMJ semua anggota IMM dilibatkan dalam forum diskusi dalam bentuk sidang dan menghadirkan para alumni serta organisasi lain di FISIP UMJ,juga dalam musykom tersebut diadakan pemilihan langsung untuk ketum dan ketua bidang IMM FISIP UMJ.

3. Komunikasi (Gudykunst dan Ting-Toomey, 1988): mempengaruhi kesepakatan dan kerjasama. Contohnya ketika ada suatu proker besar yang dilakukan IMM FISIP UMJ dilakukan sebuah rapat besar yang diadakan oleh semua pengurus acara dan semua anggota panitia yang dimana mereka melakukan koordinasi tentang acara tersebut supaya acaranya berjalan lancar dan tentunya semua pengurus dan anggota panitia bekerja dengan baik demi lancarnya acara.

4. Kultur Organisasi (Hofstede, 1980): mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku anggota. Contohnya IMM FISIP UMJ setiap tahun mengadakan upgrading & riset kader yang bertujuan untuk mengevaluasi para anggotanya supaya lebih aktif dan bersemangat dalam berorganisasi biasanya dalam bentuk diskusi dari bidang proker dan makrab.

5. Konflik (Jehn, 1995): mempengaruhi dinamika kelompok. Contohnya setiap ada perselisihan antar bidan di IMM FISIP UMJ,maka bidang kaderlah yang bertindak untuk mendamaikan perselisihan yang ada,biasanya dari konflik tersebut memicu agar lebih bersemangat dalam berorganisasi dan belajar dari kesalahan yang ada.

6. Model Intuitif (Klein, 2003): memilih alternatif berdasarkan pengalaman dan insting. Contohnya ketika setiap bidang di IMM FISIP UMJ mengadakan program kerja bagi para kader,mereka pasti melihat apakah program ini akan efektif bagi para kadernya atau tidak dan juga berkoordinasi dari fakultas lain atau senior dari organisasi dan terus membuat trobosan baru agar kegiatannya tidak monoton sehingga para kader terasa nyaman di IMM FISIP UMJ.

7. Nurhayati (2018): Komunikasi efektif mempengaruhi pengambilan keputusan di organisasi IMM. Contohnya semua anggota diwajibkan hadir ketika proker di IMM FISIP UMJ bila tidak akan dikenakan sanksi berupa uang atau push up,dari komunikasi itu maka akan banyak pertimbangan dari anggota yang menyampaikan pendapatnya tentang jalannya proker organisasi tersebut sehingga akan lebih baik kalau banyak masukan dari para anggota berupa pemecahan masalah ataupun dari struktur kepanitiaan

Proses pengambilan keputusan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) meliputi langkah-langkah sebagai berikut: sistem menuju kerjasama. Langkah-langkah ini meliputi identifikasi masalah, pengumpulan informasi, pembangunan konsensus, implementasi dan evaluasi kebijakan. Seperti yang dinyatakan  Zainuddin Malik, pendidikan manajemen tidak hanya memperkuat karakter anggotanya tetapi juga mengembangkan pemikiran kritis yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan (Malik, 2018). Ahmad Nur Hidayat juga menekankan pentingnya komunikasi dua arah yang efektif sebagai kunci keberhasilan organisasi (Hidayat, 2020).

Pengambilan keputusan dimulai dengan identifikasi masalah, didukung oleh pengumpulan informasi yang komprehensif. Lebih jauh lagi, diskusi dan konsensus merupakan metode utama untuk mencapai konsensus. Metode ini mendorong terciptanya keharmonisan dan menghindari konflik internal dalam organisasi. Hal ini sesuai dengan pandangan  bahwa diskusi adalah cara terbaik untuk mencapai kesepakatan dalam organisasi Muslim (Leadership Platform, 2017).

Setelah keputusan dibuat, kebijakan akan dilaksanakan melalui pembagian tugas yang jelas. Proses ini diperkuat melalui penilaian yang melibatkan pengumpulan umpan balik dari anggota. Dalam penilaian ini, komunikasi yang efektif  sangat penting untuk memahami kendala yang mungkin timbul. Seperti yang dinyatakan Ahmad Nur Hidayat, komunikasi yang baik memastikan setiap keputusan dapat diterima dan dilaksanakan secara efektif (Hidayat, 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun