Mohon tunggu...
Sosiologi Perspektif
Sosiologi Perspektif Mohon Tunggu... Guru - wadah untuk bekarya

Berkaryalah selagi masih berpikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Penting Edukasi Diskriminasi Usia Sejak Dini?

18 Agustus 2021   12:15 Diperbarui: 18 Agustus 2021   12:19 1771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: AGE Platform Group


Analisis:
Dalam kehidupan sehari-hari lansia selalu dinilai tidak bisa memberikan kontribusi apapun. Lansia selalu dianggap lemah, kesepian dan dependen, dan selalu memandang usia sebagai penyakit. 

Tidak hanya terjadi pada Lansia, ageism juga bisa dialami oleh seorang yang muda atau remaja. Misalnya generasi milenial yang dianggap lebih manja, malas , tidak mau berusaha, bergantung pada orang lain dan orang tua dan lain-lain.


Mereka yang berusia lebih tua, dianggap jauh lebih berpengalaman dan lebih bijak dalam menjalani hidup, sementara yang lebih muda cenderung ceroboh dan kurang dapat diandalkan. 

Namun paham ini tidak hanya bersikap diskriminatif pada orang yang muda saja, terkadang juga paham ini menimbulkan diskriminatif terhadap orang-orang lanjut usia (lansia) yang dianggap sudah tidak mampu bekerja dan sebagainya.

Jika dilihat dari masalah sosial ini, teori perubahan sosial yang menggambarkan situasi masalah sosial tersebut adalah teori konflik. Teori konflik sendiri adalah perubahan yang disebabkan oleh adanya ketidakadilan atau ketimpangan sosial. Terlihat bahwa ketimpangan yang terjadi yaitu diskriminasi usia itu sendiri.

Fenomena ini bisa disebut sebagai perubahan sosial karena menurut teori Ritzer " Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antar individu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu". Artinya terjadinya perubahan dalam pola perilaku masyarakat yang zaman dahulu terjadinya banyak sekali diskriminasi usia, banyak orang yang gagal melakukan sesuatu hanya karena usia. 

Namun, sekarang sudah mulai banyak kalangan yang membela hal tersebut. Yang menjadikan usia bukan lah suatu hambatan atau larangan dalam melakukan sesuatu. Perubahan sosial ini juga terjadi karena berkembang nya ilmu pengetahuan,semakin luasnya informasi yang ada sehingga masyarakat Indonesia dan dunia bisa lebih mengenal dan mengetahui lagi apa itu ageism.

Melihat dari perubahan sosial yang terjadi, faktor pendorong yang menjadi salah satu alasan terjadinya perubahan sosial dari masalah diskriminasi usia adalah sistem terbuka lapisan masyarakat. Dengan terbuka nya sistem lapisan masyarakat tentunya akan membuat masyarakat menjadi lebih mudah menerima banyak hal baru. 

Stigma bahwa lansia adalah penyakit dan anak-anak pasti manja, malas merupakan stigma lama. Bahkan sekarang banyak sekali anak remaja yang bersuara melalui youth organization dan itu menjadi tanda bahwa masyarakat sudah terbuka kepada semua kalangan.

Dalam proses perubahan sosial, perlu adanya sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Dengan sikap menghargai membawa lingkungan menjadi lebih sejahtera sebagai manusia sosial. 

Contoh ketika didalam perusahaan, ada salah satu yang yang mengajukan ide yang sangat baik dan sebagai rekan kerja harus mendukung dan menghargai pendapatnya agar tercipta suasana damai dalam berhubungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun