saya percaya bahwa kita itu selalu antusias dengan cerita, tentu saja dengan beragam intensitas ketertarikannya. yang jelas, minimal kita mendengarkan terlebih dahulu setiap awal dari cerita, baru setelah itu ada yang abai karena kurang menarik, ada yang sangat antusias karena merasa menarik dan sesuai dengan bidang ketertarikannya.
"cerita" sangat efektif terutama dalam penyampaian moral dan hal-hal abstrak yang nisbi susah dicari definisinya.
(maaf, saya capek mengetik. wkwk) intinya begitu. jadi alangkah baiknya jika kita senang menulis sekaligus bercerita. jika sudah senang, tentu eksplorasi terhadap beragam cara bercerita dan menulis akan berkembang dengan sendirinya.
menulis bisa sampai tahap mengaduk-aduk perasaan orang lain, misalnya. sejalan dengan itu, bercerita bisa ditambahi banyak hal, misalnya humor, satir, atau sebagainya, yang sampai membuat banyak orang tertarik untuk menyimaknya.
dan, kalau dipikir-pikir, banyak orang-orang suci dalam sejarah yang menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan kedamaian mereka melalui cerita-cerita. menurut anda, kenapa bisa begitu? apa ada hal tersembunyi tertentu dalam "bercerita" yang membuat mereka menggunakan sarana itu? []Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H