Mohon tunggu...
Abdurrahman Jtk
Abdurrahman Jtk Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat

Saya rumit. Sesederhana itu.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Antara Menulis dan Bercerita

21 Februari 2021   00:11 Diperbarui: 21 Februari 2021   00:17 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

kedua, saat sang murid bergegas mengerjakan apa yang sang guru perintahkan, sang guru tentu lebih mudah untuk mengukur seberapa sungguh-sungguh sang murid dalam menimba ilmu kepadanya. ini cukup penting, karena siapapun anda (terutama yang pernah menjadi guru) ketika berbagi pengetahuan dengan orang lain, kalau moodnya bagus, tentu akan lebih ringan dan tulus dalam memberikannya.

ketiga, saat pulpen tersebut tidak ketemu, dan sang murid melihat bagaimana gurunya menghiburnya, maka ia bisa belajar sesuatu yang mungkin di luar pelajaran utamanya, yakni bagaimana pencontohan secara langsung mengenai mengikhlaskan segala sesuatu. tidak hanya mengikhlaskan, tetapi juga tetap tersenyum dan ringan saja hatinya. bahkan tetap berterima kasih, meskipun dalam adab dan pikiran sang murid, sang guru memang berada pada tingkat di atasnya sehingga maklum saja seandainya tidak bilang terima kasih.

tetapi karena beliau tetap berterima kasih, bisa saja menambah kekaguman sang murid terhadap gurunya. ini juga penting karena ketika murid menyayangi guru, maka intensitas fokus pada pembelajarannya akan semakin meningkat.

keempat, sudah. tiga saja. btw, tadi ngomongin apa kok sampai melebar begini? oh, maap, saya lupa tujuan semula. tentang menulis dan bercerita.

***

kita mulai dari perihal menulis.

menulis itu penting. oke ini mungkin klise. tetapi "penting" ini bahkan ada di dalam menulis maupun di luarnya (atau efeknya). di dalam menulis ini, saya ingat postingan seorang teman di fesbuk. bahwa tidak hanya kita harus banyak membaca untuk lancar menulis, tetapi bahkan sebaliknya. ya, sebaliknya.

menulis sebenarnya adalah latihan agar kita cerdas dalam membaca. dalam pengalaman pribadi saya, menulis membuat kalimat-kalimat saya cukup teratur di mana sebelumnya saat masih berada di pikiran rasanya campur aduk dan mbuletnya bukan main. ini yang dengan kata lain orang-orang biasa menyebutnya sebagai menulis dapat membuat pikiran kita terstruktur dan sistematis.

kemudian, dari sisi luar menulis, tentu saja yang pertama hasil tulisan-tulisan kita bisa terbaca oleh orang lain, atau dengan kata lain menjadi warisan bagi generasi saat ini maupun generasi selanjutnya. kemudian, yang tidak kalah penting, jika menulis serupa "theater of mind", tentu hasil tulisan kita juga menjadi "theater of mind" bagi mind orang lain. "theater of mind" ini bagi saya merupakan komunikasi paling optimal bagi kita, karena setiap orang memiliki imajinasi mereka masing-masing saat membaca sebuah tulisan.

***

bercerita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun