Mohon tunggu...
Abdurrahman Husni
Abdurrahman Husni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenali 4 Karakter Figur Manusia, Kamu Termasuk yang Mana?

23 November 2022   10:56 Diperbarui: 23 November 2022   17:55 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah organisasi kita tidak akan pernah lepas dari bahasan karakter figure seseorang. Setiap orang pasti punya kecenderungannya masing-masing. Perbedaan kepribadian satu dengan yang lainnya adalah hal yang wajar dalam hal ini.

Organisasi adalah tempat berkumpulnya banyak orang, dengan karakter yang berbeda, sifat yang berbeda, dan kepribadian yang berbeda pula. Akan tetapi, mereka disatukan dengan satu tujuan yang sama, yakni tujuan organisasi itu sendiri. Dengan adanya perbedaan karakter ini, menjadikan organisasi itu menjadi dinamis dan unik.

Berikut karakter seseorang dibedakan menjadi 4:

  • Konseptor

Seseorang yang memiliki karakter ini lebih banyak menghabiskan waktunya di belakang layar. Seseorang dengan tipe seperti ini memiliki banyak ide-ide kreatif dan gagasan baru. Ia mampu membuat konsep dan perencanaan secara komprehensif dan detail. Ia mampu menarasikan perencanaannya dengan baik, bahkan hal-hal rumit sekalipun bisa dibahasakan ke dalam bahasa yang mudah dan sederhana.

Tipe konseptor dalam sebuah organisasi itu, ibarat kata adalah otaknya. Semua perencanaan menjadi lebih terukur dan terencana. Karena segala perencanaan sudah tersusun dan terkonsep dengan baik. Baik itu perencanaan jangka pendek atau jangka panjang.

Kelebihan dan kelemahan seorang konseptor

Kelebihan tipe konseptor adalah ia mampu memunculkan ide-ide baru yang kreatif. Ia juga mampu membuat perencanaan kerja dengan sangat teliti dan detail, sampai-sampai alur kerja dalam perencanaannya pun diatur sedemikian rupa, sehingga semuanya terlihat terukur dan terencana. Tidak heran, jika tipe konseptor ini diibaratkan sebagai otak atau inti dari organisasi.

Kelemahan tipe konseptor, ia lemah dalam mengeksekusi perencanaan kerja. Kita tahu, bahwa seorang konseptor lebih banyak menghabiskan waktunya di balik meja. Bukan hal yang tidak mungkin jika seorang konseptor juga adalah seseorang yang mengeksekusi perencanannya yang dia buat. Akan tetapi, jika dilihat dari kacamata organisasi, maka lebih tepat jika kita menempatkan seorang konseptor di balik layar.

  • Eksekutor

Kalau yang pertama tadi diibaratkan sebagai otak dari organisasi, maka tipe yang kedua ini adalah kaki tangan dari organisasi.

Setelah perencanaan kerja disusun dengan baik, maka saatnya untuk dieksekusi. Ini adalah tugas seorang eksekutor. Tipe kedua ini tipe yang lebih mengedepankan eksekusi. Tidak mau susah memikirkan perencanaan kerja. Ia cenderung lebih praktis. Kerja kerja kerja. Ia lebih menitikberatkan kepada aksi, bukan diksi.

Kelebihan dan kelemahan seorang eksekutor

Kelebihan tipe ini adalah menjadikan aksi di lapangan lebih nyata. Merealisasikan segala bentuk perencanaan yang telah disusun. Namun, kelemahan tipe kedua ini seringkali terobsesi dengan panggung lapangan. Akhirnya perencanaan pun berjalan spontanitas dalam aksinya. Tidak lagi berpegang pada alur perencanaan semestinya.

  • Publikator

Tipe ketiga ini adalah pelengkap dari dua tipe sebelumnya. Kalau sudah ada orang yang membuat perencanaan dan juga orang yang akan mengeksekusinya, maka dibutuhkan masa atau pengikut untuk turut dalam memeriahkan suatu program atau proyek. Tipe ketiga inilah tugasnya. Orientasinya terfokus kepada masa atau pengikut.

Kalau tipe eksekutor adalah tipe yang memiliki hak tunjuk, maka tipe publikator adalah tipe yang diberi mandat tunjuk. Mandat mencari pengikut atau masa sebanyak-banyaknya.

  • Komentator

Karakter yang keempat ini bisa datang dari luar dan juga dari dalam organisasi, tapi lebih seringnya dari luar. Orang dengan tipe ini, kerjaannya ngomentarin kerjaan orang. Orang kerja apa, dia yang komentar. Begitu aja terus.

Perlu dipahami juga, bahwa tidak semua komentar itu negatif. Ada juga orang yang positif. Jadi akan lebih baik jika komentar-komentar itu ditanggapi dengan bijak, yakni dengan memfilter komentar ke dalam dua bagian, positif dan negatif. Komentar positif ditampung dan dijadikan acuan sebagai referensi inovasi untuk meningkatkan sumber daya organisasi. Sedangkan komentar negatif dijadikan acuan koreksi dan evaluasi, agar kesalahan dan kecacatan tidak terulang untuk kedua kalinya.

Nah, kalian tipe yang mana nih? Lebih suka mikir, lebih suka aksi, koar-koar, atau menghakimi?

Keempat karakter ini sama pentingnya dalam organisasi. Simbiosis mutualis. Sama-sama saling membutuhkan.

Sebuah organisasi tidak akan berjalan jika hanya diisi oleh tipe yang pertama, karena segala bentuk perencanaan tidak akan terealisasi tanpa ada aksi. Begitu juga tipe yang kedua, tidak akan bisa menjalankan aksinya, kalau saja perencanaannya belum terkonsep dan tersusun dengan matang.

Tipe pertama dan kedua, juga membutuhkan tipe yang ketiga. Karena, bagaimana pun juga, sebuah organisasi itu harus memiliki brending atau setidaknya masa atau pengikut yang banyak. Tipe yang keempat, sebagai pemanis saja. Kalau mendapat komentar positif diterima, dan kalau mendapat komentar negatif, ya diterima juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun