"Berarti ini harganya berapa mbah semuanya? Digabung dengan teman-teman saya?" Tanya Hafis kepada Embah Tumi untuk membayar jamunya.
"Semuanya 60 ribu mas, 15 ribu untuk kunir asemnya, dan 30 ribu untuk jamu pegal linunya" Jelas Embah Tumi.
Setelah pengunjung keluar dari Pasar Beringharjo, Pengunjung akan menemukan banyak penjual makanan seperti sate dan minuman seperti air mineral, es teh, dan es jeruk. Contohnya, Buk Ayu. Ia adalah seorang penjual minuman yang menjual berbagai jenis minuman, seperti air mineral, es teh, dan es jeruk. Setiap minuman diberi harga 5 ribu kepada pengunjung. Ternyata, buk Ayu terkadang mencari uang sampingan dengan menjual buku UTBK bagi mahasiswa baru yang ingin lulus seleksi masuk universitas. Hal ini dilakukan untuk menambah penghasilan untuk keberlangsungan hidupnya.
"Selain ibuk menjual minuman ini, apakah ada kerja sambilan yang lain buk?" Tanya Hafis kepada buk Ayu.
"Ada mas, saya dulu masa-masa covid menjual berbagai jenis buku lulus tes masuk universitas mas, tapi dikarenakan sudah menerapkan sistem online, jadi saya tidak melanjutkan kerja sambilan yang lain mas" Jawab buk Ayu.
Malioboro, pengunjung akan menemukan secara mudah Pasar Beringharjo ini.Â
Tentunya, Pasar Beringharjo adalah rekomendasi tempat yang pas untuk pengunjung yang ingin membeli berbagai macam oleh-oleh seperti souvenir, baju, dan lain sebagainya. Jika pengunjung mengunjungiPasar ini juga menerapkan nuansa budaya dan nasionalis, hal ini dibuktikan setiap jam 10 pagi, pasar ini akan memutarkan lagu "Indonesia Raya" dan menyuruh pedangan toko dan pengunjung untuk memberhentikan kegiatannya sejenak dan melakukan penghormatan dengan berdiri tegak saat mendengarkan lagu "Indonesia Raya", Pasar ini juga memutarkan lagu-lagu nuansa budaya dan nasionalis untuk membuat pengunjung nyaman saat berbelanja di Pasar Beringharjo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H