Hindia hanya bisa ikhlas berkarya disaat dunia sebentar lagi akan tiada. Ia ingin memperbaiki dirinya agar tidak iri kepada orang lain ketika mendapat sesuatu yang lebih saat di dunia. Ia selalu bersyukur dan menikmati makanan yang ia makan meskipun hanya seadanya. Hal ini merupakan wujud bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Iya... sebentar, beri aku waktu tuk mencerna, Nasib yang sial, aku tak minta tuk dilahirkan. Aku mual perlahan semua menjadi banal. Aku menyerah melihat kotaku disfungsional"
Kata mencerna disini berarti merenungkan sesuatu. Banyak dari kita yang merasa sial ketika lahir di keluarga yang tidak kaya. Namun, Hindia mengajak kita untuk kembali berjuang agak bisa menaikkan derajat kita dan menikmati indahnya hidup.
Hindia lelah dengan perilaku semua orang hampir sama, sehingga ia bosan dengan dunia karena tidak ada yang berbeda atau hal baru dalam dunia ini.
Hindia sudah menyerah dengan kota yang tidak sesuai dengan fungsinya. Hindia selalu berjuang untuk mengembalikan kotanya seperti pada fungsinya. Namun, ia kalah dan menyerah sehingga hanya bisa pasrah dalam hal ini.
"Iya... sebentar, beri aku waktu tuk berdiam. Dalam ketidakberdayaan melawan negara. Dalam ketidakberdayaan melawan dunia. Dalam ketidakberdayaanku melawan sukma" Lirik lagu Hindia Iya... Sebentar.
Hindia tidak berdaya dalam memperjuangkan negara, dunia, dan dirinya sendiri. Padahal, ia pernah mati-matian untuk mengembalikan dunia seperti awal mula fungsinya. Namun, ia tidak punya kekuasaan yang besar dalam mengembalikan fungsi tersebut. Sehingga, ia kembali merenung dan beristirahat tentang apa yang salah dalam dunia ini dan juga dirinya sendiri.
Tentunya, lagu ini memotivasi kita untuk tidak selalu mengejar dunia. Kita juga harus ingat akan kematian, ambisius dalam mengejar harta tidak ada gunannya jika dunia hanya sementara. Renungkan semua kesalahan kita dimasa lampau, perbaiki dikemudian hari agar kita bisa mengetahui makna hidup yang sebenarnya.