Mohon tunggu...
Abdurrahman Hafis
Abdurrahman Hafis Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA 23107030037 ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA

Abdurrahman Hafis merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga. Memiliki NIM : 23107030037. Akun ini akan membahas informasi terbaru tentang dunia Entertain. So selamat menikmati informasi yang akan hadir.

Selanjutnya

Tutup

Film

Tidak Dihargai Sebagai Sutradara, Ernest Pernah Banting Iphonenya!

17 Februari 2024   00:28 Diperbarui: 17 Februari 2024   00:35 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan Youtube Raditya Dika

Ernest pernah tidak dihargai sebagai sutradara oleh tim produksinya, tetapi Ernest tidak mau marah kepada crew karena tidak mau merusak produksian filmnya. Sebelum Ernest mempunyai rumah produksi yang bernama IMAJINARI, ternyata Ernest pernah melewati pengalaman yang kurang mengenakan.

Siapa sih yang tidak kenal dengan Ernest Prakasa? Seorang pemeran, sutradara, penulis, dan produser Indonesia. Ernest lahir pada tanggal 29 Januari 1982, Ernest merupakan lulusan Universitas Padjajaran dengan jurusan Hubungan Internasional. Sebelum kariernya terkenal seperti sekarang, Ernest merupakan seorang komika yang cerdas. Hal ini dibuktikan dengan menjadi juara ke 3 dalam kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) season 1. Ernest juga merupakan salah satu founder Stand Up Indo, dimana mendirikan Stand Up Indo bersama Pandji Pragiwaksono, Raditya Dika, Ryan Adriandhy, dan Isman HS.

Setelah menjadi juara 3 dalam SUCI 1, tidak membuat Ernest berhenti dalam bekarya. Kini ia fokus dalam dunia film menjadi seorang penulis, sutradara, dan produser. Namun, siapa sangka Ernest pernah mendapat perlakuan yang tidak mengenakan saat menjadi sutradara dalam salah satu filmnya.

Hal ini dijelaskan Ernest dalam interviewnya bersama Raditya Dika. Pada saat itu Ernest merasa crewnya tidak kooperatif, ia merasa tim produksinya lebih paham daripada Ernest, dan ia merasa tidak dihargai pada saat itu.

Namun, Ernest tidak mau sepenuhnya menyalahkan crewnya. Sehingga, ia introspeksi mungkin memang  Ernest belum mahir menjadi sutradara.  Ditambah lagi, mungkin dalam pikiran crew seorang Ernest sebagai sutradara tidak mengerti apa-apa.

Ernest berpikir, mungkin pada saat itu Ernest dipersepsikan sebagai sutradara baru. Sehingga, Ernest tidak mendapatkan Respect oleh tim produksinya. Pada saat itu, Ernest tidak mau merusak produksian filmnya, sehingga ia mencari ruang yang sepi untuk meluapkan amarahnya. Ernest melemparkan Iphonenya ke ubin dengan kuat, kemudian Iphonenya rusak sampai nekuk atau bengkok.

Images from Indonesian Film Center
Images from Indonesian Film Center

Pada produksian lainnya Ernest juga pernah nangis tersedu-sedu karena hal sama. Kejadian itu, pada saat di salah satu produksian film Ernest sebagai sutradara dan memiliki koordinator bernama Meira yang merupakan istri Ernest Prakasa, ia menangis tersedu-sedu disamping Meira karena tidak bisa meluapkan amarahnya saat take shooting. Hal ini dikarenakan Ernest tidak mau merusak suasana produksian filmnya.

"Apa penyebabnya lu marah?" Tanya Radit saat menginterview Ernest dipodcastnya.

"Ya, kurang lebih itulah, Hal yang sama. Gua merasa pada saat itu adalah masa-masa dimana gua tidak dihargai, gua merasa kenapa gua sutradara kok gua merasa tidak dihargai, stress sendiri, keputusan-keputusan kreatif gua disanggah terus, kayaknya apa yang gue pengenin dianggap jelek" Jawab Ernest di podcast Raditya Dika.

Namun, masa itu sudah dilewati oleh Ernest Prakasa, ia menganggap hal ini sebagai pembelajaran. Ernest kini bisa mengatur emosinya dan bagaimana membuat suasana lokasi shooting menjadi seru. Dari pelajaran ini kini Ernest mendapat point penting tentang bekerja sama dengan crew yang sefrekuensi dan percaya dengan ide kreatif Ernest.

"Gue mungkin bukan yang terbaik, gue mungkin bukan yang paling paham atau estetik, tapi mereka percaya sama gua itu yang terpenting" Jelas Ernest dalam podcast Raditya Dika.

Hingga pada akhirnya, setelah Ernest melewati perjalanan yang panjang dalam dunia film membuat Ernest menjadi seseorang yang matang, dewasa, tenang, dan pandai dalam mengelola emosi. Didunia film Ernest ditempah untuk lebih mudah mencari solusi dalam problem yang ada dalam film.

Images from IMDb
Images from IMDb

Pada saat ia menjadi seorang produser. Karakter yang tenang dan dewasa ini diaplikasikan Ernest pada saat menjadi produser dalam film "Ngeri-Ngeri Sedap" yang disutradarai oleh Bene Dion dan Film istrinya yang akan segera di produksi.

"Setiap kali gue debat sama Bene tentang karakter, jawaban Bene hanya kalimat template, orang Batak memang gitu bang" Jelas Ernest dalam podcast Raditya Dika.

"Kayak contoh, Kan bapaknya diakhir minta maaf ke lolox sebagai anaknya, minta maafnya itu, inikan ending film dit, minta maafnya tetap dingin, gak yang rangkul kah, gue sebagai resolusi kok minta maafnya gitu doang? Dari perspektif gue yang sangat klise dan mungkin template gue merasa rekonsiliasi itu harus sangat hangat" Jelas Ernest saat berdebat dengan Bene.

Ernest ingin membuat scene itu menjadi hangat tetapi Bene tetap ingin mengemas ending tersebut menjadi dingin dengan jawaban "gabisa bang orang batak memang kayak gitu". Pada saat itu, Ernest tidak bisa berkata apa-apa.

Kejadian lagi pada produksi film yang akan digarap oleh Meira dan Ernest menjadi produser pada film ini. Film ini menceritakan tentang rasa kecintaan Meira terhadap Drama Korea.

"... Beberapa perdebatan gua dengan dia, jawabannya ya dejavu kayak gitu, drakor emang gitu..." Jelas Ernest.

Pada saat itu ada beberapa treatment yang menurut Ernest masih bisa didiskusikan. Tetapi, Meira tetap konsisten dengan soul dan taste naskah filmnya yang bernuansa drama korea. Ernest kemudian percaya dengan Meira.

"Oke kita lihat bagaimana cara lo mengadaptasi kecintaan lo terhadap drakor, diimplementasikan ke film naskah pertama lo ini, yauda kita lihat aja" Jelas Ernest membahas naskah pertama Meira.

Hal ini membuktikan Ernest sebagai individu yang dewasa dengan mempercayai kreatornya dalam membuat film. Karena ia pernah berada dalam posisi tersebut. Maka dari itu dengan banyaknya pengalaman Ernest dalam dunia film membuat Ernest semakin menjadi individu yang baik dalam mentreatmen pada tim produksinya. Sekarang Ernest menjadi seorang yang lebih tenang dan dewasa agar produksian filmnya menjadi terbaik dan membangun nuansa lokasi shooting yang seru agar para tim nyaman saat take film.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun