Setelah mendapatkan aktor dalam karyanya, Yandy mencari hal yang seru terlebih dahulu, karena ia percaya bahwa manusia bisa tidak tahu apa yang dia tidak tahu sebenarnya secara alam sadar.
"Jadi seperti kita punya intensi bikin cerita gini gini gini ternyata kalau digali subconsciousnya kita tuh suka kejadian ini kita orangnya gini. Jadi dalam karakter itu Want sama Need. Jalan dulu aja". Ucap Yandy Laurens saat ditanya Ernest Prakasa dalam channel HAHAHA TV.
"Jadi gue sangat mengembrace keinginan-keinginan iseng kayak harus Nirina deh, terus hitam putih kali ya?, ternyata setelah digali-gali dalam personal dan akhirnya gue ingat nyokap. Gue ingin hitam putih karena gue mau mengekspresikan dukanya". Sambung Yandy Laurens.
Banyak dari kita bertanya-tanya, mengapa setelah membuat film "Keluarga Cemara", Yandy Laurens membuat film hitam putih? Apakah ingin berbeda? Atau gimana?
Yandy Laurens sebenarnya takut membuat hal berbeda baik itu film, serial web, maupun videoclip. Maka dari itu Yandy membutuhkan aktor yang bisa dipercayainya untuk memerani karyanya. Setidaknya jika naskah kurang bagus, akting aktor yang membantu filmnya menjadi bagus. Namun, point utamanya bukanlah itu, kembali kepada "menggali subconscious", hal ini menciptakan ide-ide baru. Benar saja, ketika digali Yandy mendapat ide hitam putih adalah suatu ekspresi dalam duka, seperti hidup akan hitam putih jika kita ditinggal oleh orang yang kita sayang.
Yandy selalu mengutamakan keseruan, kejujuran, dan sesuatu yang ingin diceritain dalam film, hal ini membuat film "Keluarga Cemara 2" menjadi film idealis yang disukai oleh Yandy. Oleh sebab itu, Yandy adalah penulis skenario yang unik, hal ini dibuktikan mulai dari tahap menentukan aktor kemudian nulis naskah, setelah itu menuangkan ide-ide unik dan idealis untuk dijadikan film.
Kalau kamu tipikal yang mana sobat? Menulis naskah dulu, lalu mencari aktor untuk memerani? atau mencari aktor terlebih dahulu baru menulis naskah? Tentunya bagaimana pun sistem penulisan kamu, harus benar-benar sesuai hati ya, agar karya yang kamu sajikan menjadi spektakuler dan berarti untuk semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H