Mohon tunggu...
Abdurrahman Hafis
Abdurrahman Hafis Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA 23107030037 ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA

Abdurrahman Hafis merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga. Memiliki NIM : 23107030037. Akun ini akan membahas informasi terbaru tentang dunia Entertain. So selamat menikmati informasi yang akan hadir.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Emang Ada Rumah Produksi Film yang Idealis? Imajinari Pictures Jawabannya

8 Februari 2024   20:12 Diperbarui: 8 Februari 2024   20:17 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini Rumah Produksi Imajinari sedang produktif dalam memproduksi film. Bahkan, Rumah Produksi ini memproduksi film setidaknya 1 tahun sekali mulai dari 2022 sampai dengan sekarang. Imajinari adalah studio film dari keluarga HAHAHA CORP. Pemilik dari Rumah Produksi Imajinari adalah seorang komika yang pernah menjadi juara 3 dalam kompetisi Stand Up Comedy Indonesia, benar sekali ia adalah Ernest Prakasa.

Dalam Imajinari tidak hanya dikelola oleh Ernest Prakasa, ia memiliki partner seorang pendiri perusahaan HAHAHA CORP, ia adalah Dipa Andika. Dipa Andika juga seorang produser yang terkenal di Indonesia.

Sebelum mendirikan Imajinari, Ernest adalah seorang sutradara. Banyak film yang sudah disutradari olehnya.

Berikut film yang disutradarai oleh Ernest Prakasa :

  • Ngenest : Kadang Hidup Perlu Ditertawakan (2015)
  • Cek Toko Sebelah (2016)
  • Susah Sinyal (2017)
  • Milly & Mamet (2018)
  • Imperfect : Karier, Cinta & Timbangan (2019)
  • Teka -- Teki Tika (2021)
  • Cek Toko Sebelah 2 (2022)

Pada masa perjuangannya menjadi sutradara, Ernest bermitra dengan Starvision Plus. Ernest bekerja sama dengan Starvision Plus hingga 8 tahun. Namun, siapa sangka? Setelah 8 tahun bermitra, Ernest memutuskan untuk tidak bermitra lagi dengan Starvision Plus. Hal ini dikarenkan Ernest ingin membuat Rumah Produksi sendiri yang dikenal dengan Imajinari Pictures.

Sampai saat ini Imajinari sudah merilis 3 film dan 1 film masih dalam pra-produksi. Film itu diantaranya, "Ngeri-Ngeri Sedap", "Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film", "Agak Laen", Serta Film yang masih pra-produksi adalah "Kaka Boss".

Images Sekretariat Kabinet
Images Sekretariat Kabinet

Film pertama yang diproduksi oleh Imajinari adalah film "Ngeri-Ngeri Sedap". Banyak yang mengira karena diproduksi oleh rumah produksi baru film Ngeri-Ngeri Sedap tidak akan sampai 1 juta penonton. Namun, siapa sangka Film Ngeri-Ngeri Sedap tembus sampai 2.886.121 penonton.

Awalnya Ernest tidak menyangka film ini tembus 2,8 juta penonton, hal ini disebabkan karena film Ngeri-Ngeri Sedap memiliki genre drama yang bertemakan keluarga batak. Tentunya, film ini sangat lokal untuk ditayangkan di bioskop.

Sebenarnya, naskah ini sudah lama dibuat oleh Bene Dion sebagai sutradara dalam film Ngeri-Ngeri Sedap. Namun, banyak rumah produksi yang menolak untuk investasi serta memproduksi film bertemakan keluarga batak ini. Hal ini dikarenakan lokalnya film Ngeri-Ngeri Sedap, Sehingga para rumah produksi takut untuk investasi dalam film ini.

Tetapi, Imajinari berani untuk ambil risiko tersebut. Namun, dengan satu syarat yaitu dialog dalam film ini jangan menggunakan bahasa batak, agar penonton bisa menikmati film ini, dan benar saja Bene Dion tidak berencana untuk menggunakan dialog bahasa batak dalam film ini.

Pada akhirnya, film Ngeri-Ngeri Sedap diproduksi Rumah Produksi Imajinari. Karena Ernest yakin bahwa film yang bagus berasal dari cerita yang bagus pula. Oleh sebab itu, karena film ini bercerita tentang keluarga, penonton diseluruh Indonesia dapat menikmati film ini.

Setelah mendapat 2,8 juta penonton, Raditya Dika bertanya kepada Ernest tentang apakah ada rumah produksi lain yang ingin bermitra dengan Imajinari?

"...Tapi ketika lo uda film pertama pecah nih ya 2,8 juta. Ketika bikin film kedua selama proses itu banyak PH lain ngedeketin ga?..." ucap Raditya Dika dalam podcastnya.

"... Sebenarnya kalau konteksnya joinan, ya gua sih ga menutup diri untuk kerja sama dengan siapapun pada dasarnya. Cuman jujur agak susah orang mau partneran sama imajinari karena ada beberapa hal yang tidak lazim di kita..." Balas Ernest Prakasa dalam podcast Raditya Dika.

"Oh gitu, apa tuh?" Tanya Raditya Dika dalam podcastnya.

"Pertama kita gamau ambil EP, maksud gua gini, gua percaya bahwa EP adalah milik sang kreatornya. Jadi kalau misalnya elu kontrak sama gua kita daftarin judul misalnya, gini deh Bene punya skrip kita daftarin ke HAKI atas nama Bene bukan atas nama Imajinari" Jawab Ernest menjelaskan sistem dalam rumah produksi Imajinari.

" Tapi gua sama Bene punya kerja sama bisnis untuk film tersebut " Sambil melanjutkan penjelasan sistem Imajinari.

Menurut Ernest, pada umumnya sebuah PH memproduksi, ya PH nya uda invest dan mengerjakan ini makan EP akan menjadi investasi bagian dari payoff investasinya PH tersebut.

Raditya Dika bertanya kepada Ernest, apakah Imajinari membuat premis lalu mencari penulis untuk dijadikan naskah, atau para penulis yang dapat ke Imajinari untuk bekerja sama. Ernest sangat terbuka jika penulis naskah datang kepadanya untuk bekerja sama jika karyanya ingin dijadikan film. Namun, Ernest harus mengetahui alasan yang jelas agar karyanya bisa dijadikan film.

Images detikcom
Images detikcom

Contohnya saja film kedua dari Imajinari yaitu "Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film". Film memiliki warna hitam putih, dimana bagi penonton film hal ini adalah suatu hal yang baru bagi pecinta film Indonesia. Meskipun diluar negeri sudah menerapkan film hitam putih, tetapi tepa saja masih terlihat asing bagi penonton film Indonesia.

Sutradara dalam film Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film adalah Yandy Laurens. Pada awalnya Imajinari masih ragu dengan film hitam putih ini. Hingga pada akhirnya diproduksi karena filosofi yang menarik dari sutradara film ini.

"... Suatu pagi yandy melihat mamanya lagi nyapu atau ngepel tapi dia lagi tertegun melihat dinding, disitu ada foto almarhum bapaknya yandy dan almarhum kakanya yandy..." Ucap Ernest dalam podcast Raditya Dika.

"...Ini serem ga tapi?..." ucap Raditya Dika penasaran dengan cerita Yandy kepada Ernest.

"... Engga, nah pada saat itu dia melihat ibunya sedang dalam posisi seperti itu, ia membayangkan betapa muramnya dunia dari balik pandangan ibunya..." Ucap Ernest dalam podcast Raditya Dika.

"... Dia merasa nyokap gua kayaknya hidup buat dia tuh hitam putih kali ya?..."

Alasan ini yang membuat Ernest mau memproduksi film dari karya Yandy Laurens. Benar saja, Film yang awalnya dianggap sedikit aneh karena memiliki warna hitam ini malah mendapat apresiasi yang baik bagi penonton bahkan tembus sampai 651.074 penonton. Yandy Laurens ingin menyampaikan pesan yang filosofi dan membuat penonton fokus terhadap akting yang sedang diperankan dalam film ini.

Instagram Pilem Agak Laen
Instagram Pilem Agak Laen

Tidak hanya itu, Setelah membuat film yang jarang dibuat oleh film maker lainnya. Kini Imajinari memproduksi film yang bertemakan grup podcaster komika yang membawa nuansa sumatera utara, siapa lagi kalau bukan film "Agak Laen".

Pada awalnya Ernest bimbang memproduksi film "Agak Laen", karena jarang sekali podcaster diangkat menjadi peran utama dalam dunia film. Apalagi didalamnya sedikit aktor terkenal. Sehingga, Ernest bimbang dengan film ini, apakah banyak penontonnya atau tidak. Namun, lagi dan lagi Imajinari berhasil mencuri hati penonton dengan film "Agak Laen" ini. Film ini sampai detik ini tembus 2 juta penonton dan masih tayang, besar kemungkinan penonton film ini akan terus meningkat.

Sebelumnya Ernest meminta grup Agak Laen untuk ikut invest dalam film ini agar bertanggung jawab dan serius saat memainkan peran. Bagi "Agak Laen" yang sudah memiliki basic bermain film, Agak Laen tidak takut untuk ikut invest dalam film ini. Bahkan, Indra Jegel menjamin 1 juta penonton. Alhasil film ini laris sampai 2 juta penonton dan bakal bertambah terus sampai waktu yang ditentukan.

Images X.com/HabisNontonFilm
Images X.com/HabisNontonFilm

Tidak berhenti di Film "Agak Laen", Imajinari sedang menggarap film "Kaka Boss" dimana ini adalah hal baru juga dalam dunia perfilman. Film yang di sutradarai oleh Arie Kriting ini menganggakat tema yang unik, tema ini diangkat dari keresahan seorang komika Arie Kriting.

Ada 2 keresahan Arie Kriting dalam film ini. Pertama, jika didalam film banyak orang timur yang hanya menjadi badut, sidekick, atau pendamping pemeran utama. Kedua, Arie Kriting merasa bahwa setiap adanya film yang rilis, orang-orang Indonesia timur tidak jauh-jauh dari hal sedih, penindasan, dan kesenjangan sosial.

Oleh sebab itu, Arie Kriting ingin merubah sudut pandang itu dengan membuat film "Kaka Boss" dengan nuansa orang timur menjadi pemeran utamanya, dan membuat tema orang timur have fun, bahagia, dan bersenang-senang.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa Imajinari Pictures adalah Rumah Produksi yang masih mengutamakan idealis dan kreatif, hal ini sudah jelas dari setiap film yang dirilis oleh Imajinari. Ngeri-Ngeri Sedap dengan tema keluarga batak, Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film dengan nuansa hitam putih, Agak Laen yang bertemakan podcaster menjadi pemeran utama, dan kini film yang akan di rilis pada tahun ini tetapi masih dirahasiakan tayangnya, yaitu Kaka Boss mengangkat tema yang berbeda dari biasanya.

Imajinari selalu membuat penikmat film penasaran dengan film apalagi yang akan diproduksi oleh Imajinari, Oleh sebab itu, mari kita menunggu film apa yang akan dirilis oleh Imajinari Pictures. Pastinya akan mengangkat tema yang unik dan berbeda dari biasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun