Tetapi, Imajinari berani untuk ambil risiko tersebut. Namun, dengan satu syarat yaitu dialog dalam film ini jangan menggunakan bahasa batak, agar penonton bisa menikmati film ini, dan benar saja Bene Dion tidak berencana untuk menggunakan dialog bahasa batak dalam film ini.
Pada akhirnya, film Ngeri-Ngeri Sedap diproduksi Rumah Produksi Imajinari. Karena Ernest yakin bahwa film yang bagus berasal dari cerita yang bagus pula. Oleh sebab itu, karena film ini bercerita tentang keluarga, penonton diseluruh Indonesia dapat menikmati film ini.
Setelah mendapat 2,8 juta penonton, Raditya Dika bertanya kepada Ernest tentang apakah ada rumah produksi lain yang ingin bermitra dengan Imajinari?
"...Tapi ketika lo uda film pertama pecah nih ya 2,8 juta. Ketika bikin film kedua selama proses itu banyak PH lain ngedeketin ga?..." ucap Raditya Dika dalam podcastnya.
"... Sebenarnya kalau konteksnya joinan, ya gua sih ga menutup diri untuk kerja sama dengan siapapun pada dasarnya. Cuman jujur agak susah orang mau partneran sama imajinari karena ada beberapa hal yang tidak lazim di kita..." Balas Ernest Prakasa dalam podcast Raditya Dika.
"Oh gitu, apa tuh?" Tanya Raditya Dika dalam podcastnya.
"Pertama kita gamau ambil EP, maksud gua gini, gua percaya bahwa EP adalah milik sang kreatornya. Jadi kalau misalnya elu kontrak sama gua kita daftarin judul misalnya, gini deh Bene punya skrip kita daftarin ke HAKI atas nama Bene bukan atas nama Imajinari" Jawab Ernest menjelaskan sistem dalam rumah produksi Imajinari.
" Tapi gua sama Bene punya kerja sama bisnis untuk film tersebut " Sambil melanjutkan penjelasan sistem Imajinari.
Menurut Ernest, pada umumnya sebuah PH memproduksi, ya PH nya uda invest dan mengerjakan ini makan EP akan menjadi investasi bagian dari payoff investasinya PH tersebut.
Raditya Dika bertanya kepada Ernest, apakah Imajinari membuat premis lalu mencari penulis untuk dijadikan naskah, atau para penulis yang dapat ke Imajinari untuk bekerja sama. Ernest sangat terbuka jika penulis naskah datang kepadanya untuk bekerja sama jika karyanya ingin dijadikan film. Namun, Ernest harus mengetahui alasan yang jelas agar karyanya bisa dijadikan film.