Mohon tunggu...
Abdurrahman
Abdurrahman Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti Madya di SegiPan (Serikat Garda Intelektual Pemuda Analisis Nasionalisme)

Tertarik dengan kajian kebijakan publik dan tata pemerintahan serta suka minum kopi sambil mengamati dengan mencoba membaca yang tidak terlihat dari kejadian-kejadian politik Indonesia. Sruput... Kopi ne...!?

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pilpres dan Pileg 2024, Pertarungan Sebenarnya adalah Politik Lokal Menuju Pilkada akan Serasa Pilkades

14 Februari 2023   06:35 Diperbarui: 14 Februari 2023   06:53 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bagi parpol dan Ketua Umum partai serta tokoh sentral partai intinya yang pertama memenangkan pileg atau memperbesar suara Parpol untuk lolos ke Senayan hal yang paling penting pertarungan pertama, kedua yakni hal ini akan berdampak pada tiket Pilkada bagi kandidat yang akan maju pada Pemilu daerah 28 November, ketiga yakni memenangkan Pilpres untuk maju pada putaran kedua.

Bisa disimpulkan semua sepakat bagaimana lolos ke parlemen dulu partai atau setidaknya bertahan, hal ini juga berkaitan dengan tokoh lokal yang akan maju Pilkada. Diprediksi dari 18 Parpol akan ada 12 Parpol lolos ke Senayan, artinya putaran Pilpres lolos Senayan dan amankan tiket Pilkada. Baru konsolidasi kekuatan nasional sebenarnya yakni putaran kedua Pilpres, terkait kerjasama atau koalisi sebenarnya untuk memenangkan Pemilu presiden. 

Artinya tidak penting siapa calon presiden tersebut, yang penting tokoh sentral atau ketua umum partai politik tersebut agar mudah mengikat kontrak dan jaminan dari ketua umum partai pada tokoh lokal untuk memberikan tiket jika berhasil di sana suara/kursi diatas 20%. Hal ini untuk kemudahan konsolidasi dan komitmen kompensasi kerjasama tokoh nasional dengan tokoh lokal, jika tokoh sentral atau ketua umum partai nasional kan lebih mudah serta lebih besar nilai tawar untuk menggaet tokoh lokal.

Masalah siapa yang lolos untuk putaran kedua Pilpres, bukan suatu soal, kalah menang kita sudah punya preseden baik sejak pemilu secara langsung, partai yang kalah dalam Pilpres dapat bekerjasama di kabinet jadi menteri. Mulai jaman SBY hingga Jokowi sudah dicontohkan hal itu, jangan berkecil hati masalah persaingan yang kompetitif serta berhadap-hadapan dan kontestasi politik, selesai pemilu semua dapat dirangkul maupun merapat ke siapapun yang menang Pilpres. Hal itu baik dan tidak ada persoalan signifikan selama ini bahkan berdampak baik untuk stabilitas membangun bangsa. 

Tentunya, pendekatan survei serta fokus nilai penting hasil proyeksi dan prediksi tangkapan lembaga think tank, lembaga survei, lembaga konsultan politik, para pengamat, dan pedagang politik/relawan sampai ke ilmuwan politik tentang ini punya sudut pandang baru terkait strategi pemenangan khususnya serta menjalankan tahapan untuk mencapai keberhasilan perkiraan keadaan momentum itu, yakni 14 Februari 2024. 

Selain hanya gambaran-gambaran penggiringan opini, isu, wacana, dan pemberitaan untuk mempengaruhi preferensi kerasnya mindset politik lokal. Terutama untuk tokoh lokal yang mau maju Pilkada, bagaimana formulanya dalam Pileg dan Pilpres serta untuk keselanjutannya pada Pilkada? Ini akan menjadi kajian menarik untuk menemukan formula tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun