Mohon tunggu...
Abdur Rohman
Abdur Rohman Mohon Tunggu... Lainnya - Sak Madyo

Alumni Sosiologi UNS, Aktif di Kemenkumham RI (Bapas Kelas I Surakarta), Aktif di Rumah Seduh @tomboku

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Peran Penelitian Kemasyarakatan dalam Sistem Peradilan Pidana Anak

10 Maret 2022   17:00 Diperbarui: 10 Maret 2022   17:02 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Belum lama ini seorang Anak diduga melakukan percobaan pencurian dengan membawa senjata tajam di sebuah rumah di Boyolali. Dalam perkara ini, saya berkesempatan untuk menemani, atau lebih tepatnya ikut senior saya Pembimbing Kemasyarakatan Muda Mulyono agar bisa belajar langsung dari beliau.

Anak tersebut dijerat Undang-undang Darurat tentang senjata tajam. Sejak awal pembuatan BAP di Polres Boyolali Pak Mul sudah aktif mendampingi Anak tersebut. Dalam penanganan kasus Anak, peran Balai Pemasyarakatan (Bapas) dalam Sistem Peradilan Pidana Anak sejak berlakunya Undang-undang RI Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak semakin besar dan penting. 

Bapas melalui Pembimbing Kemasyarakatan (PK) harus berperan aktif di semua tahapan sejak pra ajudikasi, ajudikasi, sampai post ajudikasi. Menjalankan amanah Undang-undang tersebut, maka Pak Mul sudah berperan aktif dalam perkara ini sejak tahap pra ajudikasi.

Selanjutnya setelah pembuatan BAP, diantara proses berikutnya dalam Sistem Peradilan Pidana Anak, PK Bapas diharuskan membuat Penelitian Kemasyarakatan (litmas) sebagai dasar penyidik untuk memutuskan penyelesaian. 

Pak Mul langsung terjun ke kediaman Anak tersebut untuk melakukan litmas. Tidak hanya melakukan wawancara dengan Anak, tapi Pak Mul juga melakukan wawancara dengan keluarganya: orang tua, kakaknya, dan juga melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar. 

Bahkan juga dilakukan penggalian data kepada Bidan yang menangani proses persalinan Anak tersebut saat terlahir di dunia. Tentu data yang dihasilkan dari penelitian ini sangat lengkap.

Perlu diketahui, salah satu tujuan litmas diantaranya untuk mengetahui latar belakang kehidupan Anak, lingkungan sosialnya, keluarganya, ekonomi, serta hal-hal lain yang ada kaitannya dengan Anak tersebut. Maka penggalian data seperti yang dilakukan Pak Mul sangat penting.

Hasil litmas Pak Mul ini dijadikan bekal saat menghadiri Gelar Perkara di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Boyolali. Gelar Perkara dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Boyolali. Setelah dibuka, Pak Mul dipersilakan menyampaikan hasil litmasnya kepada seluruh peserta Gelar Perkara, Senin (3/7).

Pak Mul menyampaikan hasil litmas dengan meyakinkan, rinci, dan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Setelah menyampaikan hasil litmas, Pak Mul menyampaikan rekomendasinya dari hasil litmas tersebut.

"Karena Anak masih berusia dibawah 14 tahun (13 tahun 6 bulan), menurut Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak, maka Anak hanya bisa dikenai tindakan", tutur Pak Mul.

"Dan salah satu bentuk tindakan tersebut adalah pengembalian kepada orang tua/wali", sambungnya mantap.

Setelah itu Pak Mul memberikan penekanan bahwa Anak bukan hanya sekedar kembali ke orang tua, tetapi juga perlu pendampingan psikososial dan pendampingan psikologis.

Senada dengan hasil litmas Pak Mul, dari pihak Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Boyolali juga memberikan rekomendasi yang sama bahwa orang tua harus memberi perhatian yang cukup, harus menekankan norma-norma agama dan sosial kepada Anak.

Gelar Perkara sendiri dihadiri berbagai pihak seperti Bapas Kelas I Surakarta, P2TP2A Boyolali, Dinas Sosial Boyolali, Propam Perwakilan, dan para Kanit. Setelah dari pihak Bapas dan P2TP2A menyampaikan hasil penelitiannya, setiap perwakilan yang hadir diminta untuk memberikan pendapat, saran, dan masukan.

Dan ternyata semua perwakilan yang hadir dalam Gelar Perkara mendukung rekomendasi yang disampaikan Bapas dan P2TP2A Boyolali. Terlebih rekomendasi tersebut berdasarkan hasil penelitian yang mendalam.

Dengan mengedepankan kepentingan terbaik bagi Anak, akhirnya Kasat Reskrim Polres Boyolali memberi kesimpulan dan keputusan sesuai hasil litmas Bapas bahwa Anak akan dikembalikan kepada orang tua dengan pendampingan dan pengawasan dari berbagai pihak terkait seperti Bapas, P2TP2A, Dinsos, dan tentunya dari Polres Boyolali.

Sebelum menutup Gelar Perkara, Kasat Reskrim Polres Boyolali menyampaikan agenda selanjutnya adalah pengembalian secara resmi Anak tersebut kepada orang tuanya yang akan dipimpin langsung oleh Kapolres Boyolali.

Dalam rangkaian kegiatan penyelesaian perkara Anak ini, saya menyaksikan betul hasil litmas sangat mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan secara keseluruhan, saya merasa senang karena melihat dan terlibat langsung dengan aparat penegak hukum yang bekerja secara profesional dengan mengedepankan kepentingan terbaik bagi Anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun