Mohon tunggu...
Abdur RahmanRafi
Abdur RahmanRafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A dreamer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Muhammadiyah dalam Pemilu 2024

24 November 2023   00:22 Diperbarui: 24 November 2023   00:48 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERAN MUHAMMADIYAH DALAM PEMILU 2024

Disusun Oleh : Kelompok 1a Semester 3

Program Studi Keperawatan Anestesiologi  

A. Pendahuluan

Salah satu ciri demokrasi adalah penyelenggaraan pemilihan umum sebagai sarana penyelenggaraan pemerintahan yang sah. Menurut Syamsudin Haris, pemilu merupakan salah satu bentuk pendidikan politik masyarakat secara langsung, terbuka dan besar, yang seharusnya meningkatkan pemahaman politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap demokrasi. Bagi sebuah negara demokrasi seperti Indonesia, pemilu menjadi satu di antara unsur terpenting. Dalam sejarahnya, Indonesia telah melaksanakan 12 kali pemilu. Indonesia terakhir melaksanakan Pemilu pada 2019.  

Pada pemilu terakhir pada 2019, Indonesia menghadapi polarisasi dan perpecahan yang luar biasa. Akar rumput bergejolak akibat memiliki pilihan capres yang berbeda. Capres pada saat itu seolah-olah membawa ideologi yang berbeda dan masyarakat yang militan terhadap capres-capres tersebut saling menyerang. Situasi sangat tidak kondusif, baik dunia nyata maupun dunia maya menjadi arena peperangan antara dua capres tersebut. Puncaknya pada 21-22 Mei 2019 kerusuhan pecah antara massa dan aparat di sejumlah titik sekitar Sarinah, Tanah Abang, dan Sabang. Lebih dari 400 orang ditangkap, 14 mobil terbakar, dan 11 unit. Semua ini adalah buntut rivalitas antara dua capres (CNN Indonesia).  

Pertanyaannya mengapa pemilu yang harusnya menjadi pesta demokrasi malah berbuntut pada kerusuhan? Ini semua tak terlepas dari kampanye hitam yang dilancarkan masing-masing capres. Hoax, informasi palsu, tuduhan serta fitnahan gencar disebarkan. Akibatnya masyarakat tersulut dan bereaksi di luar nalar. Disinilah peran organisasi-organisasi besar dibutuhkan untuk mendewasakan masyarakat. Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar memiliki peran sentral dalam hal tersebut.

Muhammadiyah tidak hanya berkutat pada isu keagamaan, kemanusiaan, dan pendidikan saja. Namun Muhammadiyah juga memahami betul dunia perpolitikkan sebagai kiprah dalam bernegara. Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia (Nashir, 2015). Namun begitu, Muhammadiyah memiliki cara berpolitik dan cara berperan dalam pemilunya tersendiri yang tentunya elegan dan beradab. Karena organisasi Muhammadiyah tidak rupawan atau tidak terpoles dengan politik.

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan model kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam. Oleh karenanya, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang lebih komprehensif. penelitian ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis (Abdussamad, 2021). Metode kualitatif pada artikel ini diterapkan melalui :

1. Wawancara Narasumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun