Mohon tunggu...
Abdur RahmanRafi
Abdur RahmanRafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A dreamer

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Kampus Terpadu UNISA Terhadap Perekonomian Warga Dukuh Pundung

25 Januari 2023   16:54 Diperbarui: 25 Januari 2023   17:05 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Universitas merupakan Lembaga Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik yang terdiri dari berbagai fakultas dengan rumpun ilmu yang berbeda. Sebuah universitas, umumnya terdiri dari berbagai kampus. Kampus adalah daerah lingkungan bangunan perguruan tinggi yang merupakan tempat belajar-mengajar dan kegiatan administrasi berlangsung.

Selain berfungsi sebagai tempat kegiatan akademik, ternyata kampus juga memiliki efek domino terhadap perkembangan ekonomi di wilayah sekitarnya. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan mahasiswa sebagai penghuni kampus tersebut. Mahasiswa, layaknya orang pada umumnya, memerlukan berbagai kebutuhan untuk menunjang kehidupan, seperti makanan, tempat tinggal, dan lain-lain. Oleh sebab itu, biasanya wilayah yang terdapat kampus di dalamnya akan lebih hidup dan lebih berkembang daripada wilayah lain yang tidak terdapat kampus.

Kampus Terpadu UNISA : Sebuah Kampus di Tengah Perkampungan

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta memiliki dua kampus untuk menunjang kegiatan akademik dan administrasinya. Dua kampus tersebut terdiri dari Kampus 1 yang berada di seputaran Ngabean, dekat dengan pusat kota, dan Kampus Terpadu yang berada di Ringroad Barat, membaur dengan hiruk pikuk masyarakat perkampungan.

Kampus Terpadu UNISA beralamat di Jalan Ringroad Barat 63, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman. Kampus ini merupakan kampus terbaru yang dimiliki oleh UNISA, tak heran bila tampilan Kampus Terpadu terlihat lebih megah dan futuristik daripada Kampus 1 yang notabene merupakan bangunan lama. Bangunan Kampus Terpadu juga terlihat sangat mencolok dibanding dengan area sekitarnya yang berupa pemukiman dan persawahan. 

Berbicara mengenai pemukiman, ada empat desa atau dalam bahasa setempat disebut dengan ‘dukuh’ yang berbatasan secara langsung dengan Kampus Terpadu, yaitu Dukuh Pundung, Dukuh Nogosaren, Dukuh Sawahan, dan Dukuh Ponowaren. Kondisi ini, mau tidak mau membuat masyarakat keempat dukuh tersebut harus bersinggungan dengan kehidupan warga UNISA. Sehingga, tidak berlebihan rasanya jika dikatakan bahwa keberadaan Kampus Terpadu sedikit banyak telah menjadi bagian dari kehidupan warga sekitar.

Kondisi Geografis dan Sosial Warga Dukuh Pundung

Di antara keempat dukuh tersebut, Dukuh Pundung merupakan dukuh yang paling dekat dengan Kampus Terpadu UNISA. Letaknya tepat di samping kampus, dengan Jalan Pundung sebagai pemeran utamanya. 

Jalan Pundung merupakan jalan penghubung dari Ringroad Barat menuju area pemukiman. Jalan ini juga merupakan akses bagi pintu masuk kampus sebelah samping dan belakang. Sehingga, jika Kampus Terpadu diibaratkan sebagai susunan saraf pusat yang mengatur segala aktivitas, maka Jalan Pundung menjadi susunan saraf tepinya yang menghubungkan susunan saraf pusat dengan area sekitarnya.

Selain itu, terdapat pula sungai yang melintang di kawasan ini, Tak heran apabila Kawasan Pundung ini memiliki ekosistem yang baik dan subur, sehingga banyak ditumbuhi oleh pepohonan yang rimbun.  

Warga Dukuh Pundung menyikapi ekosistem yang subur ini dengan baik. Mereka membuka ladang, menggarap persawahan, dan beternak ikan. Dengan demikian, warga Dukuh Pundung merupakan masyarakat agraris. Masyarakat agraris adalah masyarakat yang menggantungkan ekonomi dan pemenuhan kebutuhannya pada bidang pertanian.

Layaknya masyarakat agraris di daerah lain, warga Dukuh Pundung juga menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan semangat gotong royong. Fakta ini dibuktikan ketika musim panen tiba, masyarakat Dukuh Pundung secara bersama-sama memanen hasil pertanian mereka. Selain itu, jika ditilik dari sisi kehidupan beragama, nilai kebersamaan nampak pada kegiatan pengajian dan yasinan yang rutin dilaksanakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dukuh Pundung merupakan wilayah agraris dengan masyarakatnya yang agamis sosialis namun masih memegang teguh adat istiadat lokal

Kampus Terpadu UNISA Mempengaruhi Ekonomi Warga Dukuh Pundung

Selain oksigen, manusia juga butuh makan, tempat tinggal, dan sandang untuk menjalani kehidupan. Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak dapat hidup sendiri, ia membutuhkan peran orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini juga berlaku bagi mahasiswa, mereka membutuhkan kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan perkuliahannya. Terlebih lagi kebanyakan mahasiswa merupakan perantau, sehingga tingkat ketergantungan mereka terhadap orang lain lebih tinggi daripada warga lokal.

Nampaknya, warga Dukuh Pundung menyikapi ‘ketergantungan’ mahasiswa UNISA dengan baik. Warga Dukuh Pundung banyak membuka rumah makan, toko kelontong, toko alat tulis, dan menyewakan kamar-kamar kost. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh penulis, setidaknya terdapat sembilan toko kelontong, tujuh toko alat tulis, delapan rumah makan, dan tujuh belas kost yang terdapat di Dukuh Pundung. Untuk persebarannya, kebanyakan toko berada di Jalan Pundung, sementara untuk kost letaknya masuk ke pemukiman. 

Hampir semua responden menyatakan, bahwa kebanyakan konsumen dan sumber pendapatan mereka adalah mahasiswa UNISA. Hal ini dapat dibuktikan ketika pandemi Covid-19 melanda dan kegiatan perkuliahan offline diberhentikan, para pemilik usaha ini mengaku omzet mereka turun drastis, bahkan membuat sebagiannya gulung tikar. Itu berarti, bahwa keberadaan Kampus Terpadu UNISA melalui mahasiswa-mahasiswanya memiliki kontribusi terhadap ekonomi warga sekitar khususnya warga Dukuh Pundung.

Mahasiswa-mahasiswa UNISA di Dukuh Pundung menjadi pemacu perkembangan ekonomi yang pesat. Pasalnya, rata-rata mahasiswa UNISA merupakan perantau, mahasiswa-mahasiswa tersebut mendapatkan uang dari kiriman orang tua atau keluarga mereka di daerah yang kemudian mereka belanjakan untuk berbagai kebutuhan di Dukuh Pundung. Kondisi tersebut membuat Dukuh Pundung menerima banyak aliran uang dari luar yang berputar menggerakkan roda perekonomian di daerah tersebut.

Dengan pola ekonomi yang seperti ini, bukan tidak mungkin warga Dukuh Pundung akan berubah dari masyarakat agraris ke masyarakat bisnis dan penyedia jasa. Mengingat penghasilan yang diperoleh dari kegiatan bisnis dan jasa lebih pasti dan menguntungkan, daripada sektor pertanian yang fluktuatif dan rentan terpengaruh oleh berbagai faktor seperti kenaikan harga pupuk ; jatuhnya harga komoditas saat panen raya ; dan cuaca yang tak mendukung.

Referensi :

1. Santoso. 2018. Esensi Manusia Sebagai Makhluk Sosial. Palembang : IAIN Raden Fatah. https://adab.radenfatah.ac.id/main/index.php/2018/07/28/esensi-manusia-sebagai-makhluk-sosial/ 

2. Rofiqi, A., dkk. 2022. Peran Bisnis Pertanian Dalam Perekonomian Indonesia. https://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/sahmiyya/article/download/5396/2392/

3. http://repository.president.ac.id/bitstream/handle/123456789/3531/343-809-1-PB.pdf?sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Masyarakat%20agraris%20adalah%20sebuah%20masyarakat,suatu%20bangsa%20dalam%20budaya%20pertanian. diakses pada 20 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun