Salat adalah tiang agama. Ibarat sebuah bangunan, ia tak akan berdiri kokoh tanpa tiang-tiang penyangganya. Demikian juga salat, ia adalah tiang-tiang penyangga bangunan keagamaan kita. Maka, peliharalah konstruksi bangunan keagamaan kita tersebut dengan salat.
Saya tak dapat membayangkan jika seluruh pemeluk Islam tidak mendirikan salat. Apa jadinya agama rahmat ini? Betapa tercemarnya nama baik agama rahmat ini oleh karena perilaku pemeluknya. Kemungkaran dan kekejian terjadi di mana-mana, sementara pelakunya adalah seorang Muslim. Sebab, tak ada kendali atas perbuatan tak terpuji yang mereka lakukan itu. Pengendali itu adalah salat.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
"Dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. 29: 45)
Salat menjadi karakter utama bagi setiap Muslim. Salat menjadi pembeda antara Muslim dan orang-orang kafir. Perilaku Muslim yang tak salat, tak ubahnya seperti orang kafir. Adakah orang-orang yang kafir itu menegakkan salat sebagaimana tuntunan Islam? Kalaupun ada, tentu ada motif-motif tertentu, hanya kamuflase semata. Misalnya, untuk memata-matai aktivitas umat Islam, dan sebagainya.
Tidak salat, dapat kita katakan sama saja dengan meruntuhkan agama. Bagaimana tidak? Jika seorang Muslim tidak salat, orang akan mencibir: "Islam, tapi kok tidak salat". Islam yang menjadi sasarannya. Ini yang jarang kita sadari.Â
Sebenarnya boleh saja, tanpa mendirikan salat, Islam tetap dalam pemeliharaan Allah SWT. Dan itu amat mudah bagi Allah. Tapi, Allah hendak mendidik kita agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas konsekuensi dari pilihan kita, yakni memilih Islam sebagai jalan hidup (way of life).
Islam adalah agama Allah yang harus kita pelihara agar tetap eksis sebagai penebar rahmat di semesta bumi ini. Maka, sebagai sugesti, Allah berjanji, barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan diteguhkan kedudukannya.
Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. 47: 7)
Salat adalah salah satu cara atau upaya kita dalam menolong agama ini. Dengan salat, agama akan tetap tegak kokoh dan terpelihara. Maka, orang-orang yang salat pun masuk dalam janji Allah sebagaimana tersebut di atas.
Orang-orang yang salat (mushallin) akan senantiasa mendapat pertolongan Allah SWT dan diteguhkan kedudukannya. Hal ini juga bersesuaian dengan ayat Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa salat adalah sarana atau media kita dalam memohon pertolongan Allah.
Misalnya, disebutkan dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 45:
"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (QS. 2: 45-46)
Momentum Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW kembali lagi mengokohkan kedudukan salat sebagai tiang agama dalam Islam. Salat ini istimewa. Mungkin tak ada perintah lain selain salat, yang mana Allah memanggil langsung utusan-Nya itu naik ke Sidratul Muntaha menghadap-Nya semata-mata hanya untuk menerima perintah salat.
Dari situ, kita bisa menangkap bahwa betapa pentingnya kedudukan salat dalam Islam. Salat adalah media komunikasi kita dengan Allah SWT. Maka, salat dapat juga menjadi tolok ukur kedekatan kita dengan Allah SWT.
Salat adalah hadiah terbesar bagi kita. Maka, mari kita syukurinya dengan tetap istikamah memelihara salat. Dengan salat, kita dapat bermesraan dengan Allah SWT. Salat dapat menjadi pelipur lara di tengah kegundahan, kesedihan, maupun kegalauan yang terjadi dalam hidup kita.Â
Salat itu memang berat, tapi tidak bagi mereka yang khusyuk. Mereka yang khusyuk itu adalah mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (QS. 14: 40)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI