Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada. Buku Solo: 1. Di Bawah Renungan Al-Qur'an (2017). 2. The Good Muslim: Menjadi Muslim Berjiwa Kuat, Berakhlak Dahsyat, Berpribadi Hebat, dan Hidup Bermanfaat (2024). Buku Antologi: 1. IMM di Era Disrupsi: Membaca Kecenderungan Baru Gerakan (2022). 2. Kembali Berjuang (2023). 3. Mumpung Masih Muda: Spesial Quotes About Youth (2023).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isra Mikraj: Hadiah Terbesar Umat Islam

26 Januari 2025   06:55 Diperbarui: 26 Januari 2025   06:55 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salat adalah tiang agama. Ibarat sebuah bangunan, ia tak akan berdiri kokoh tanpa tiang-tiang penyangganya. Demikian juga salat, ia adalah tiang-tiang penyangga bangunan keagamaan kita. Maka, peliharalah konstruksi bangunan keagamaan kita tersebut dengan salat.

Saya tak dapat membayangkan jika seluruh pemeluk Islam tidak mendirikan salat. Apa jadinya agama rahmat ini? Betapa tercemarnya nama baik agama rahmat ini oleh karena perilaku pemeluknya. Kemungkaran dan kekejian terjadi di mana-mana, sementara pelakunya adalah seorang Muslim. Sebab, tak ada kendali atas perbuatan tak terpuji yang mereka lakukan itu. Pengendali itu adalah salat.

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

"Dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. 29: 45)

Salat menjadi karakter utama bagi setiap Muslim. Salat menjadi pembeda antara Muslim dan orang-orang kafir. Perilaku Muslim yang tak salat, tak ubahnya seperti orang kafir. Adakah orang-orang yang kafir itu menegakkan salat sebagaimana tuntunan Islam? Kalaupun ada, tentu ada motif-motif tertentu, hanya kamuflase semata. Misalnya, untuk memata-matai aktivitas umat Islam, dan sebagainya.

Tidak salat, dapat kita katakan sama saja dengan meruntuhkan agama. Bagaimana tidak? Jika seorang Muslim tidak salat, orang akan mencibir: "Islam, tapi kok tidak salat". Islam yang menjadi sasarannya. Ini yang jarang kita sadari. 

Sebenarnya boleh saja, tanpa mendirikan salat, Islam tetap dalam pemeliharaan Allah SWT. Dan itu amat mudah bagi Allah. Tapi, Allah hendak mendidik kita agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas konsekuensi dari pilihan kita, yakni memilih Islam sebagai jalan hidup (way of life).

Islam adalah agama Allah yang harus kita pelihara agar tetap eksis sebagai penebar rahmat di semesta bumi ini. Maka, sebagai sugesti, Allah berjanji, barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan diteguhkan kedudukannya.

Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. 47: 7)

Salat adalah salah satu cara atau upaya kita dalam menolong agama ini. Dengan salat, agama akan tetap tegak kokoh dan terpelihara. Maka, orang-orang yang salat pun masuk dalam janji Allah sebagaimana tersebut di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun