Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Iman, Sabar, dan Kesuksesan

12 Januari 2025   12:40 Diperbarui: 12 Januari 2025   12:31 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabar adalah kunci keberhasilan kita dalam hidup. Tak ada artinya punya impian yang besar dan cita-cita yang besar, jika tidak kita tempuh dengan kesabaran. Medan perjuangan hidup dalam meraih cita-cita itu luas sekali. 

Oleh sebab itu, perlu kesabaran yang tanpa batas. Jika kita batasi kesabaran itu, maka sampai kapan pun kita tak akan pernah sampai kepada puncak kemenangan. Membatasi kesabaran adalah wujud dari sikap pesimisme dalam memandang kehidupan yang sarat tantangan ini.

Pesimisme bukan mental pemenang. Maka, sikap pesimisme ini harus kita jauhi jika kita ingin menjadi sang pemenang itu. Sang pemenang itu adalah mereka yang selalu mengembangkan sikap optimisme, memperluas kesabaran dalam perjuangan.

Segala daya upaya mereka kerahkan dalam medan perjuangan itu. Tidak ada rasa takut dalam diri mereka, dan mereka tidak bersedih hati, sebab Allah menjadi tempat sandaran mereka dalam bertawakal.

Kesabaran adalah modal besar yang harus dimiliki oleh sang pemenang. Al-Qur’an menyatakan:

“Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. 2: 112)

Inilah mental pemenang. Apa pun yang terjadi, mereka tetap sabar dalam berbuat baik, tetap sabar menempuh jalan dalam meraih cita-cita, tetap sabar meskipun dihadapkan dengan berbagai kesulitan.

Sabar, sabar, dan sabar. Yang kita butuhkan hanya sabar. Sebab, tidak setiap kesulitan itu selamanya sulit. Allah menegaskan bahwa:

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. 94: 5-6) 

Coba perhatikan, dua kali Allah mengulang kalimat yang sama. Hal yang demikian itu seakan-akan Allah hendak mengingatkan kita agar tidak terus menerus mengeluh dengan kesulitan yang ada, sebab bersama kesulitan itu ada kemudahan.

Maka, bersabarlah. Jangan salah memahami, sabar itu tidak berarti berpangku tangan dan berdiam diri, tetapi dalam sabar itu ada ikhtiar, mujahadah, dan tawakal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun