Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubatan nashuha (tobat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabb-mu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: ‘Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu’.” (QS. 66: 8)
Setiap manusia berpotensi melakukan kesalahan dan kekeliruan. Ayat di atas mengandung nasihat dan tuntunan kepada orang-orang beriman supaya memperbaiki kesalahan dan kekeliruan yang telah dilakukan. Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk melakukan tobat nashuha.
Apa itu Tobat Nashuha?
Kata nashuha memiliki arti “murni”. Jadi, tobat nashuha artinya meninggalkan suatu perbuatan yang tidak baik untuk selamanya tanpa ada niat sedikit pun untuk mengulanginya.
Menurut Prof Quraish Shihab, tobat nashuha itu mencakup tiga hal, yaitu mencakup masa lalu dengan menyesali dosa, masa kini dengan menghentikannya, dan masa datang dengan tekad tidak melakukannya tidak pula ingin melakukannya.
Sementara menurut Al-Qurthubi, tobat nashuha memiliki empat syarat. Pertama, istighfar dengan lisan. Kedua, meninggalkan dosa dengan anggota badan. Ketiga, memantapkan niat untuk tidak mengulanginya. Keempat, meninggalkan semua teman buruk.
Buya Hamka mengistilahkan tobat nashuha dengan tobat sejati, yaitu tobat yang sebenar-benar tobat dan tobat yang bersih sebagaimana asal arti dari kata nashuha yakni bersih. Buya Hamka juga menuturkan bahwa perintah tobat ini tak hanya ditujukan kepada orang yang berdosa saja, tapi orang yang tak bersalah pun diperintah untuk bertobat.
Sebagaimana halnya dengan Rasulullah SAW. Dalam hadis riwayat Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah SAW memohon ampun kepada Allah SWT dan bertobat kepada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali, dalam hadis riwayat Muslim disebutkan sampai 100 kali.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa maksud dari tobat nashuha adalah tobat yang sebenarnya dengan tekad yang penuh, yang dapat menghapuskan berbagai keburukan yang pernah ada sebelumnya, yang akan menyatukan dan mengumpulkan orang yang bertobat, juga menahan dirinya dari berbagai perbuatan hina. Kemudian apabila dosa tersebut berhubungan dengan hak manusia, maka hendaklah ia mengembalikan (hak) apa yang telah ia ambil.
Keutamaan Tobat Nashuha
Dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim (66) ayat 8 di atas disebutkan dua janji Allah SWT untuk orang-orang yang telah melakukan tobat nashuha ini.
Pertama, Allah SWT akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan hidupnya akan diperbaiki oleh Allah SWT.
Kedua, akan dimasukkan ke dalam surga sebagai balasan atas menangnya perjuangan diri sendiri dalam upaya membebaskan diri dari pengaruh hawa nafsu dan setan.
Itulah dua janji Allah SWT yang pasti akan diterima oleh orang-orang yang melakukan taubatan nashuha (tobat sejati) ini.
Allah SWT senantiasa membuka pintu tobat bagi hamba-hamba-Nya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi disebutkan bahwa Allah SWT senantiasa menerima tobat seorang hamba selama nyawa hamba tersebut belum sampai kerongkongan.
Bahkan, dalam hadis riwayat Imam At-Tirmdizi yang lain disebutkan bahwa pintu tobat itu selalu terbuka sejak Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Pintu tobat tidak akan ditutup hingga matahari terbit dari arah barat.
Dalam hadis riwayat Imam Muslim juga disebutkan bahwa sesungguhnya Allah SWT membentangkan “tangan”-Nya di malam hari untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa di siang hari. Dan Allah SWT membentangkan “tangan”-Nya di siang hari untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa pada malam hari hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya.
Dari riwayat-riwayat di atas dapat kita pahami bahwa Allah SWT sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang bertobat. Hal ini juga ditegaskan dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri”, (QS. 2: 222).
Allah itu Maha Baik. Dengan demikan, Allah SWT menyukai kebaikan. Tobat adalah pintu kebaikan. Orang-orang yang bertobat adalah orang-orang yang meninggalkan keburukan menuju kepada kebaikan. Itulah sebabnya Allah SWT mencintai orang-orang yang bertobat.
Di dalam hadis juga disebutkan bahwa Allah SWT sangat bahagia dengan tobat seorang hamba. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW menuturukan:
“Sesungguhnya Allah sangat bahagia dengan tobat seorang hamba melebihi kebahagiaan salah seorang di antara kalian yang menemukan hewan tunggangannya yang hilang di padang pasir.” (HR. Muttafaqun ‘alaih, dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al-Anshari)
Coba bayangkan, betapa bahagianya kita ketika menemukan barang kita yang hilang. Misalnya, suatu waktu kita kehilangan handphone yang harganya mahal sekali. Lalu beberapa hari kemudian ada yang menemukannya dan mengembalikan kepada kita.
Betapa bahagianya kita saat itu. Yang jelas sangat bahagia sekali. Tapi, bahagia yang kita rasakan saat menemukan kembali handphone kita yang hilang itu belumlah seberapa dibandingkan dengan bahagianya Allah SWT saat melihat hamba-Nya yang bertobat. Allah SWT sangat bahagia sekali dengan tobat hamba-Nya.
Bahagianya Allah SWT itu menandakan bahwa Allah SWT ridha dengan tobat yang kita lakukan. Masihkah kita ragu untuk bertobat? Tak usah ragu. Justru tobat itu harus disegerakan.
Jangan sampai nyawa sudah di kerongkongan baru mau bertobat, tak ada gunanya, sudah terlambat. Mumpung masih diberi kesempatan hidup oleh Allah SWT. Manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini untuk memperbanyak amal saleh. Hidup di dunia cuma sekali. Jangan sampai yang sekali ini menjadi penyesalan di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H