Bicara soal bakat, kata guru saya, bakat itu bukan bawaan dari lahir. Mungkin banyak di antara kita mengira bahwa bakat itu sesuatu yang sudah ada dalam diri kita sejak lahir. Saya kira, kita perlu meninjau kembali persepsi kita tentang bakat ini.Â
Melanjutkan apa kata guru saya, bahwa bakat itu sesungguhnya adalah ketekunan dan kesabaran yang lama. Jadi, siapa pun kita berpotensi punya bakat di bidang tertentu, asal mau melewati dua fase itu; ketekunan dan kesabaran.
Seseorang mengira, dia berbakat dalam menulis. Sampai kapan pun dia tidak akan menjadi penulis selama tidak melalui proses ketekunan dan kesabaran dalam berlatih menulis. Ketekunan dan kesabaran dalam latihan itulah yang akan melahirkan bakatnya sebagai seorang penulis.
Tidak cukup hanya dengan memiliki ayah seorang penulis, lantas kita otomatis terlahir menjadi penulis. Biar kata nenek moyang kita seorang penulis pun, bakat menulis itu tak akan pernah lahir jika kita tidak tekun dan sabar dalam berlatih.
"Barang siapa bersungguh-sungguh niscaya akan berhasil". Inilah rumus sukses itu. Mau jadi apa pun kita, jika menerapkan rumus ini, maka kita akan sukses. Kesungguhan, ketekunan, keuletan, atau apa pun istilah yang semakna dengan itu adalah kunci keberhasilan kita dalam menekuni suatu bidang.
Oleh sebab itu, jika sudah terjun ke satu bidang tertentu, jangan setengah hati. Lakukanlah dengan sepenuh hati sehingga akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Usaha yang sungguh-sungguh itu sekali-kali tidak akan pernah mengkhianati hasil.
"Barang siapa yang bersabar niscaya akan beruntung". Di samping kesungguhan, ketekunan, dan keuletan, rumus sukses lainnya adalah kesabaran. Meraih kesuksesan itu bukanlah hal yang mudah tanpa kesabaran.
Jalan menuju sukses itu adalah jalan terjal nan panjang yang harus kita tempuh. Butuh energi yang besar. Salah satu energi besar itu adalah sabar. Jika tidak punya energi sabar yang besar, maka kita tidak akan pernah sampai pada puncak kesuksesan. Karena tidak punya energi sabar ini, di pertengahan jalan kita sudah menyerah, lalu berbalik pulang.
"Maka bersabarlah engkau dengan kesabaran yang paling indah." (QS. 70: 5)Â
Oleh para mufasir disebutkan bahwa dalam Al-Qur'an terdapat lebih dari seratus ayat yang berbicara tentang sabar. Hal yang demikian itu menandakan bahwa hanya dengan sabar orang dapat mencapai apa yang dicita-citakan. Hanya dengan sabar orang bisa mencapai derajat iman dalam perjuangan. Hanya dengan sabar menyampaikan nasihat kepada orang yang lalai. Hanya dengan sabar kebenaran dapat ditegakkan.