Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Quote Kehidupan: Jangan Lupa Caranya Bahagia!

8 Januari 2025   17:45 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:39 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Quote Kehidupan (Sumber: Meta AI)

Orang insecure cenderung iri dengan kehidupan orang lain, lalu mencemaskan hari-harinya yang akan datang, padahal hari-hari yang akan datang itu belum tentu menjadi hari miliknya.

Sifat iri ini buruk sekali. Sebab, orang yang punya sifat iri, ia tidak pernah senang dengan kesenangan orang lain. Apalagi kesenangan itu melebihi dari sekadar yang ia miliki.

Hidupnya jadi sengsara melihat kesenangan orang lain. Padahal sama sekali tidak ada kaitan dengan hidupnya. Lalu timbul sakit hati. Dari rasa sakit hati ini bisa pula muncul keburukan-keburukan lainnya. Menjalar ke mana-mana. Inilah akibat iri.

Insecure yang Diperbolehkan

Rasulullah sebenarnya membolehkan iri, asal iri dalam hal kebaikan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis:

"Tidak ada iri hati yang diperbolehkan selain dalam dua hal, yaitu: terhadap seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian dibelanjakannya di jalan kebaikan, dan terhadap seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah kemudian ia mengajarkannya dan mengamalkannya."

Jika demikian irinya, malah ini sangat dianjurkan. Iri dalam hal kebaikan akan memberikan dampak positif dalam diri kita. Pun orang yang kita iri dengannya, mereka juga akan memperoleh kebaikannya.

Oleh sebab itu, warisilah kebaikan. Dengan mewariskan kebaikan dalam kehidupan, maka tak ada ruang bagi orang lain untuk berlaku iri dengan kita melainkan iri karena kebaikan kita. 

Warisan kebaikan niscaya menjadi amal jariyah yang tiada terkira nilainya, terus menerus mengalir sepanjang masa pahala kebaikan bagi pewarisnya. "Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula", (QS. 55: 60).

Jika ada iri yang diperbolehkan, maka kenapa memilih iri yang dilarang? Kebiasaan buruk kita, semakin dilarang malah semakin menjadi-jadi. Semoga itu tidak terjadi.

Perhatikan juga hadis Nabi ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun