“... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 58: 11)
Tentang keistimewaan ilmu ini juga disebutkan dalam riwayat bahwa Rasulullah SAW masuk masjid dan menemukan dua kelompok majelis di dalamnya, yaitu majelis zikir dan majelis ilmu.
Rasulullah SAW menuturkan: “Kedua majelis ini baik, tetapi aku lebih menyenangi salah satu daripada yang lain. Majelis pertama orang-orang yang berzikir dan memohon kepada Allah; Allah mungkin mengabulkan doa mereka atau menolaknya. Majelis kedua orang-orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan aku sendiri diutus sebagai guru”. Lalu Rasulullah SAW duduk di majelis ilmu.
Mengikat dan menebarkan ilmu juga dapat dilakukan dengan menulis buku. Buku adalah guru dan sumber ilmu. Menulis buku juga sebagai tanda terima kasih kepada guru. Menulis buku adalah ikhtiar dan perjuangan menuju keabadian.
Tentang menulis ini, guru saya pernah mengingatkan bahwa menulis adalah cara kita menebarkan ilmu dan mengabadikan hidup. Karya-karya itulah kelak sebagai penyambung hidup yang kedua kali di dunia.
Salah satu semboyan yang disampaikan oleh guru saya adalah perkataan masyhur Ali bin Abi Thalib: “Tulisan akan tetap hidup walaupun penulisnya sudah mati”.
Terakhir, amal yang terus mengalir adalah doa anak saleh. Anak adalah aset berharga bagi orang tua. Anak adalah amanah yang dititipkan Allah SWT kepada para orang tua.
Oleh karena itu, ia harus dijaga, dirawat, dan dididik dengan baik sehingga menjadi anak yang saleh atau salehah, atau dalam Al-Qur’an disebut dengan istilah qurrata a’yun, yaitu anak yang menjadi penyejuk dan penyenang hati orang tuanya.
Al-Qur’an menuntun kita untuk selalu berdoa supaya Allah SWT menganugerahkan kepada kita anak keturunan yang saleh dan salehah:
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan kami dan anak keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. 25: 74)
Anak-anak yang saleh dan salehah (qurrata a’yun) inilah yang menjadi dambaan para orang tua. Merekalah kelak yang diharap-harapkan doanya ketika orang tuanya meninggal dunia.