Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Aku Berdakwah?

4 Januari 2025   12:29 Diperbarui: 4 Januari 2025   12:29 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sedang Mengisi Pengajian (Sumber: Doc. Pribadi)

Saya berdakwah bukan karena saya lebih berilmu, bukan karena saya lebih paham, dan bukan karena saya lebih baik akhlaknya. Bukan itu!

Kalau berilmu, banyak yang lebih berilmu dari saya. Kalau paham, banyak yang lebih paham dari saya. Kalau berakhlak, banyak yang lebih mulia akhlaknya dari saya.

Lalu, apa alasan saya berdakwah?

Pertama, karena berdakwah adalah perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW Ketika hal tersebut menjadi landasan, maka aktivitas yang kita kerjakan akan bernilai ibadah.

Oleh sebab itu, jangan berat menyampaikan kebaikan sekalipun terlihat kecil. Siapa tahu kebaikan kecil yang kita sampaikan itu justru bisa menjadi jalan orang lain untuk sampai kepada hidayah Allah.

Kedua, karena berdakwah bisa menjadi pengingat buat diri saya sendiri. Menjadi seorang da'i membuat saya lebih berhati-hati dalam berucap dan bertindak.

Bukan berarti saya bebas dari kesalahan, tapi paling tidak ketika terbesit dalam hati saya untuk menyimpang, selalu saya disadari bahwa saya seorang da'i.

Tentu tidak etis, ketika seorang da'i bertindak tidak seperti apa yang ia sampaikan ketika mengingatkan orang lain agar selalu dalam kebaikan.

Oleh sebab itu, menjadi seorang da'i termasuk dalam salah satu rangkaian nasihat Lukman Al-Hakim kepada anaknya. Sebagaimana di dalam Al-Qur'an disebutkan: 

"Wahai anakku, tegakkanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan." (QS. 31: 17)

Ketiga, dengan berdakwah, saya terdorong untuk terus belajar. Seperti yang saya sampaikan di awal bahwa saya berdakwah bukan karena saya berilmu, tapi dengan berdakwah saya terus disadarkan bahwa betapa pentingnya ilmu.

Maka, seorang da'i tidak boleh puas dengan pengetahuan yang dimilikinya. Ia harus terus belajar, belajar, dan belajar. Sampai kapan? Sampai maut datang menjemput.

Oleh sebab itu, para bijak bestari sering mengatakan, semakin banyak belajar, aku semakin tahu bahwa sebenarnya aku tak mengetahui apa-apa.

Maka, berdakwah pada hakikatnya adalah tentang bagaimana kita menata diri, membenahi diri, dan memantaskan diri. Menjadi da'i bukanlah tugas yang ringan, tapi bukan berarti pula kita melepaskan begitu saja tanggung jawab mulia ini.

Setiap Mukmin, semestinya mengambil bagian dan peranan masing-masing dari tugas dakwah yang mulia ini. Dengan demikian, aktivitas dakwah akan semakin masif dan harmoni, tentunya dengan tetap mematuhi paradigma dakwah yang humanis dan rahmatan lil 'alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun