Ketiga, dengan berdakwah, saya terdorong untuk terus belajar. Seperti yang saya sampaikan di awal bahwa saya berdakwah bukan karena saya berilmu, tapi dengan berdakwah saya terus disadarkan bahwa betapa pentingnya ilmu.
Maka, seorang da'i tidak boleh puas dengan pengetahuan yang dimilikinya. Ia harus terus belajar, belajar, dan belajar. Sampai kapan? Sampai maut datang menjemput.
Oleh sebab itu, para bijak bestari sering mengatakan, semakin banyak belajar, aku semakin tahu bahwa sebenarnya aku tak mengetahui apa-apa.
Maka, berdakwah pada hakikatnya adalah tentang bagaimana kita menata diri, membenahi diri, dan memantaskan diri. Menjadi da'i bukanlah tugas yang ringan, tapi bukan berarti pula kita melepaskan begitu saja tanggung jawab mulia ini.
Setiap Mukmin, semestinya mengambil bagian dan peranan masing-masing dari tugas dakwah yang mulia ini. Dengan demikian, aktivitas dakwah akan semakin masif dan harmoni, tentunya dengan tetap mematuhi paradigma dakwah yang humanis dan rahmatan lil 'alamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H