Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Rahmat bagi Semesta

31 Desember 2024   04:15 Diperbarui: 31 Desember 2024   03:55 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Alam (Sumber: Meta AI)

Allah menghamparkan bumi sebagai tempat penghidupan bagi kita. Kebutuhan kita sebagai manusia semuanya tersedia di muka bumi ini. Mulai dari sandang, pangan, dan papan semuanya tercukupi.

Bumi pun begitu ramah kepada manusia. Ia rela mewakafkan dirinya untuk kehidupan dan kebutuhan manusia. Tanah, laut, dan udara dapat dinikmati manusia secara bebas. Maka, nikmat Allah mana lagi yang kita dustakan?

Nggak ada kata yang pantas terucap atas semua anugerah Allah yang tak terkira ini melainkan ungkapan syukur yang paling dalam. Tapi, realitanya sedikit sekali di antara manusia itu yang bersyukur.

Di mana letak kesyukuran itu, jika bumi yang kita diami ini nggak dipelihara, dikelola, dan dirawat dengan baik? Keramahan bumi dibalas dengan perilaku-perilaku merusak, nirmoral, dan nggak bertanggung jawab.

Eksploitasi alam secara brutal kerapkali terjadi. Akibatnya, bencana alam datang silih berganti. Sebut saja misalnya banjir, longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain. 

Hal itu semua terjadi karena ulah tangan manusia itu sendiri. Namun begitu, kita nggak pernah sadar, bahwa semua itu terjadi sebagai bentuk protes alam ini atas perilaku kita yang merusak dan tidak terpuji.

Tindakan-tindakan brutal manusia terhadap alam itu telah disinggung dalam Al-Qur'an:

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. 30: 41)

Dalam ayat yang lain juga, Al-Qur'an menyinggung:

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. 42: 30)

Ayat-ayat di atas seharusnya menjadi renungan dan ibrah bagi kita agar menjaga dan melestarikan alam ini sebaik-baiknya. Kembali lagi kita mengingat fungsi kita sebagai khalifah Allah di muka bumi, yaitu memakmurkan bumi, bukan malah membikin kerusakan di dalamnya.

Penyimpangan-penyimpangan moral yang terjadi sangat berdampak kepada ketidakseimbangan alam yang kita huni ini. Oleh sebab itu, tanggung jawab sebagai khalifah harus kita laksanakan dengan baik agar kita dapat hidup di alam ini dengan seimbang dan harmonis.

Di samping terhadap alam, kita juga harus menegakkan nilai-niai moral dalam hidup bermasyarakat. Sesama manusia yang menumpang hidup di muka bumi ini, harus saling hormat-menghormati, bantu-membantu, dan saling lindung-melindungi.

Persaudaraan antar sesama manusia harus dirawat. Jangan saling bertikai dan bermusuhan. Jangan saling bunuh-membunuh. Jangan saling tindas-menindas. Jangan serakah.

Al-Qur'an juga mengingatkan:

"Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya, dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan." (QS. 26: 185)

Kita boleh saja menjelajahi bumi ini dan mencari sebagian rezeki serta karunia Allah yang lainnya. Malah itu diperintahkan oleh Allah sendiri (lihat QS. 62: 9-10 dan QS. 67: 15).

Tapi, di saat yang sama pula kita mesti ingat pesan Al-Qur'an:

"Janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan." (QS. 2: 60)

Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam. Oleh sebab itu, jangan sampai kita sebagai Muslim, sebagai pemeluk agama rahmat itu, malah menjadi sumber malapetaka bagi semesta kehidupan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun