REKAYASA PERMINTAAN (BAI' AN-NAJASY)
Ngomongin fiqh Islam, bro, ada yang namanya Ba'i An-Najasy alias rekayasa permintaan. Nah, ini lho, rekayasa permintaan atau Bai' Najasyi itu kaya bikin permintaan palsu buat naikin harga barang di pasar. Jadi, penjual bikin settingan gitu, ada orang yang pura-pura jadi calon pembeli, trus dia naikin harga sampe orang lain ikutan tertarik beli dengan harga tinggi.
Gimana, bro, ada yang udah tau? Transaksi kaya gini di Islam diharamkan, tau gak? Karena si penawar sendiri gak niat bener-bener beli barang. Mereka cuma pura-pura buat nge-tipu orang lain. Akibatnya, terjadi "permintaan palsu" (false Demand). So, tingkat permintaan yang ada itu nggak dihasilkan secara alami, bro. Haditsnya juga udah jelas, Rasulullah melarang menambah harga barang dagangan yang mengandung unsur penipuan (najashi).
Nah, mirip nih sama lelang. Dalam sistem lelang, calon pembeli berlomba-lomba naikin penawaran harga sampe dapet harga tertinggi dari pemenang lelang. Tapi, setelah lelang ditutup, udah gak boleh lagi ada yang nawar. Beda nih sama kasus najasy, karena dalam lelang, setiap calon pembeli bener-bener berniat beli barangnya. Jadi, nggak ada unsur pura-pura yang bisa bikin orang lain kena tipu.
Jual beli kayak gini biasa disebut juga dengan jual beli "muzayadah," yang artinya "saling menambah" dalam bahasa Arab. Soalnya, pas penjual buka harga barang yang akan dilelang, dia bakal bilang, "man yazid?" (Siapa yang mau nambahin harga?) Nah, ini gak dilarang dalam Islam, bro, karena setiap calon pembeli yang nawar bener-bener berniat beli barangnya. Beda nih dengan najasy yang cuma pura-pura nawar buat ngejerumusin orang lain.
Contoh bai' najasy:Â
a. Seorang pedagang membeli beras dari petani, kemudian menyuruh orang lain untuk memuji beras tersebut di pasar.Â