Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

AHY dan Masa Depan Kawasan Ekonomi Khusus, Dari Warisan SBY Menuju Inovasi Era Digital

17 Januari 2025   11:21 Diperbarui: 17 Januari 2025   11:21 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AHY dan Istri Saat Pelantikan Menteri (Kompas.com)

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah menjelma menjadi salah satu figur kunci dalam politik Indonesia, kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

Tidak hanya membawa nama besar keluarganya, AHY juga memperkuat kredibilitasnya dengan latar belakang pendidikan yang mengesankan---lulusan Akademi Militer terbaik, gelar Master dari Harvard University, dan gelar Doktor dari Universitas Airlangga, Surabaya.

Dengan posisi strategis yang ia emban, AHY memiliki peluang besar untuk menghidupkan kembali warisan kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta membawa inovasi era digital yang relevan dengan tantangan zaman.

Membangun Kembali Warisan KEK SBY

Ketika SBY menginisiasi UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, tujuannya jelas: mempercepat pembangunan wilayah melalui kawasan strategis berbasis industri, perdagangan, dan pariwisata.

Kawasan-kawasan seperti Sei Mangkei (Sumatera Utara) dan Tanjung Lesung (Banten) menjadi simbol awal keberhasilan, namun pelaksanaan UU ini menghadapi tantangan seperti infrastruktur yang terbatas, investasi yang stagnan, serta kurangnya pemberdayaan masyarakat lokal.

Dengan jabatan yang kini diemban AHY, warisan tersebut tidak hanya bisa dilanjutkan, tetapi juga diubah menjadi solusi pembangunan berbasis teknologi dan keberlanjutan. Keberhasilan UU KEK tidak lagi hanya bergantung pada regulasi, tetapi juga pada inovasi dan keberanian untuk mengatasi masalah-masalah struktural yang menghambat implementasinya.

Salah satu Kawasan KEK di Gresik Jawa Timur (Foto Kompas.com)
Salah satu Kawasan KEK di Gresik Jawa Timur (Foto Kompas.com)

KEK di Era Digital dan Ekonomi Hijau

Dalam era transformasi digital, KEK tidak lagi cukup menjadi pusat ekonomi berbasis manufaktur atau pariwisata konvensional. AHY memiliki visi untuk menjadikan KEK sebagai pusat inovasi berbasis teknologi, termasuk pengembangan ekosistem digital, kecerdasan buatan, dan energi terbarukan.

Sentuhan ini dapat membuka peluang baru, seperti menciptakan kawasan industri hijau yang memanfaatkan energi surya atau kawasan kreatif berbasis startup teknologi.

Selain itu, AHY memiliki peluang besar untuk memperluas pengembangan KEK di wilayah timur Indonesia. Daerah seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara memiliki potensi besar dalam sektor maritim dan agrikultur yang belum tergarap maksimal.

Dengan infrastruktur yang mendukung dan investasi yang terarah, kawasan ini dapat menjadi penggerak baru pertumbuhan ekonomi nasional.

Pendidikan AHY sebagai Modal Strategis

Keberhasilan AHY di bidang pendidikan memberikan landasan penting untuk merumuskan kebijakan berbasis data dan penelitian ilmiah. Gelar master dari Harvard memberinya wawasan global, sementara gelar doktornya dari Universitas Airlangga memperkuat pemahaman akademisnya terhadap isu-isu pembangunan lokal. Hal ini memungkinkan AHY untuk merancang kebijakan KEK yang tidak hanya adaptif terhadap kebutuhan nasional, tetapi juga kompetitif di tingkat global.

Sebagai Menko, AHY dapat memanfaatkan pendekatan akademis ini untuk mengintegrasikan riset, teknologi, dan strategi kebijakan ke dalam pengembangan KEK. Dengan pendekatan ini, KEK dapat menjadi lebih dari sekadar kawasan ekonomi, tetapi juga simbol kemajuan dan modernisasi Indonesia.

Tantangan dan Harapan

Namun, keberhasilan transformasi KEK di bawah kepemimpinan AHY tidak lepas dari berbagai tantangan. Kritik terhadap KEK selama ini sering kali mencakup kurangnya keterlibatan masyarakat lokal, lambatnya pelaksanaan proyek infrastruktur, hingga persepsi bahwa kawasan ini hanya menguntungkan kelompok elit. AHY harus memastikan bahwa kebijakan KEK bersifat inklusif, transparan, dan berdampak langsung pada masyarakat.

Harapannya, AHY dapat membawa pendekatan yang lebih segar dan inovatif untuk mengatasi masalah-masalah ini. Jika KEK berhasil ditransformasikan sesuai dengan visi era digital, Indonesia dapat menjadikan kawasan ini sebagai simbol keberhasilan regenerasi kepemimpinan dan pembangunan berkelanjutan.

Dengan warisan UU KEK dari SBY sebagai fondasi, AHY memiliki peluang untuk menciptakan kebijakan yang relevan dengan tantangan modern.

Gelar dan pengalaman akademisnya, dipadukan dengan posisinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, memberikan modal kuat untuk menjadikan KEK sebagai pusat transformasi ekonomi nasional. Dari era manufaktur menuju digital, dari eksploitasi sumber daya menuju keberlanjutan, AHY dapat membawa perubahan nyata dalam lanskap pembangunan Indonesia.

Keberhasilan ini akan menjadi bukti bahwa pemimpin muda tidak hanya mampu melanjutkan warisan masa lalu, tetapi juga menciptakan jejak baru yang lebih relevan dan progresif.

Penulis Caleg DPR RI,Partai Demokrat  Dapil Jawa Timur 9 (Pileg 2024).

----------------------

Referensi:

Undang-Undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.

Susilo Bambang Yudhoyono, Pidato Kepresidenan 2009: Pemerataan Pembangunan Wilayah.

Laporan Universitas Airlangga, Perjalanan Akademik Agus Harimurti Yudhoyono.

Laporan Google-Temasek, Ekonomi Digital Indonesia 2025.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun