Stunting telah lama menjadi momok yang mengancam masa depan generasi muda Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis selama periode penting 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Dalam menghadapi masalah ini, pemerintah meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Program ini dipimpin oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KemendukBangga)/Kepala BKKBN dengan sasaran utama balita usia 0-3 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui dari keluarga berisiko tinggi.
 Fokusnya sangat spesifik, yaitu pada kelompok usia rentan yang membutuhkan intervensi langsung untuk mencegah dampak jangka panjang stunting.
Di sisi lain, Program Makan Bergizi Gratis hadir sebagai kebijakan lain yang juga berorientasi pada peningkatan gizi masyarakat. Berlandaskan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024, program ini dikelola oleh Badan Gizi Nasional dengan anggaran yang fantastis mencapai Rp71 triliun.
Program ini menyasar 82 juta penerima manfaat, termasuk anak usia sekolah (5-18 tahun), ibu hamil, dan ibu menyusui.Â
Pendekatan universal yang digunakan terlihat ambisius, namun menyisakan pertanyaan besar tentang efektivitasnya dalam menurunkan angka stunting. Sebagian besar sasaran program ini bukanlah kelompok usia rentan yang membutuhkan perhatian khusus, sehingga anggaran besar ini berisiko salah sasaran.
Ambivalensi dalam kedua program ini terlihat jelas dari perbedaan pendekatan. GENTING menggunakan pendekatan targeted yang spesifik namun sumber dayanya terbatas, sedangkan Program Makan Bergizi Gratis memiliki anggaran besar tetapi fokus yang terlalu luas.
Ketidakseimbangan ini menciptakan deviasi dalam implementasi, di mana anggaran tidak sepenuhnya diarahkan pada kelompok yang benar-benar membutuhkan.
Deviasi fokus sasaran ini menciptakan masalah besar dalam efektivitas kedua program. GENTING memiliki potensi besar untuk mengurangi prevalensi stunting, tetapi bergantung pada gotong royong masyarakat yang seringkali tidak merata di berbagai daerah.
Sementara itu, Program Makan Bergizi Gratis menyasar kelompok usia sekolah yang telah melewati masa kritis gizi. Dengan kata lain, program ini terlihat lebih populis daripada substantif dalam mengatasi masalah stunting.