Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas.
Namun, mutu pendidikan di Indonesia secara umum masih menghadapi tantangan besar. Ketimpangan fasilitas, kualitas tenaga pengajar, dan akses pendidikan yang tidak merata menjadi masalah utama.
Sekolah-sekolah di perkotaan cenderung memiliki kualitas lebih baik dibandingkan sekolah-sekolah di daerah terpencil. Hal ini menyebabkan perbedaan signifikan dalam kemampuan siswa di berbagai wilayah.
Ketidakmerataan ini terlihat jelas dalam infrastruktur, akses terhadap teknologi, dan kompetensi guru.
Di wilayah terpencil atau daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan), banyak sekolah yang bahkan tidak memiliki fasilitas dasar seperti laboratorium, perpustakaan, atau akses internet.
Sebaliknya, sekolah di perkotaan memiliki fasilitas lengkap dan tenaga pengajar yang kompeten.
Jika pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dijadikan satu ukuran nasional melalui Ujian Nasional (UN), hal ini akan membebani siswa, terutama dari daerah tertinggal.
Pemetaan kesiapan daerah perlu dilakukan untuk memastikan daerah terpencil memiliki infrastruktur dan sumber daya yang memadai sebelum pelaksanaan UN.
Selain itu, UN perlu diintegrasikan dengan asesmen berbasis proyek, praktik, atau portofolio untuk mencerminkan kemampuan siswa secara holistik.
Tinjauan Link and Match dan Filosofi Martabak
Link and Match adalah pendekatan yang bertujuan untuk menyelaraskan antara pendidikan dan kebutuhan dunia kerja.