Peluang dan Tantangan BUMN di Tahun 2025
Tahun 2025 memberikan peluang besar bagi BUMN untuk menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi sumber daya alam, digitalisasi, dan kemitraan dengan UMKM. Namun, tantangan seperti intervensi politik, beban utang yang besar, dan persaingan regional memerlukan perhatian khusus.
Dalam konteks pengangkatan direksi dan komisaris, praktik balas budi politik harus segera diakhiri. Pengelolaan BUMN membutuhkan profesional yang dipilih berdasarkan kompetensi dan rekam jejak, bukan afiliasi politik. Direksi dan komisaris harus bekerja dengan ukuran target yang jelas untuk mendorong inovasi dan efisiensi.
Peluang ;
- Hilirisasi nikel dan sawit sebagai sumber daya strategis.
- Digitalisasi sektor energi dan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi.
- Kemitraan dengan UMKM untuk memperkuat ekonomi lokal.
Tantangan:
- Ketergantungan pada kebijakan pemerintah yang sering berubah.
- Keterbatasan inovasi dalam pengelolaan BUMN.
- Persaingan ketat dengan perusahaan global dan regional.
Perbandingan BUMN Indonesia, Malaysia, dan Singapura
Temasek Holdings dan Khazanah Nasional Berhad menjadi contoh superholding sukses yang mampu memperluas bisnis hingga ke pasar internasional.
Perusahaan-perusahaan di bawah Temasek pada tahun 2023 memberikan dividend income sebesar USD 13,7 miliar atau setara Rp 212,35 triliun (dengan kurs rata-rata USD 1 = Rp 15.500).
Sebagai perbandingan, Khazanah Nasional menyumbangkan dividen sebesar USD 11 miliar atau sekitar Rp 170,5 triliun.
Sementara itu, Indonesia melalui BUMN menyumbangkan dividen sebesar USD 5,52 miliar atau sekitar Rp 85,5 triliun.