Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Mainan Kayu ke Layar Sentuh, Modernisasi PAUD di Era Digital

23 Desember 2024   10:31 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:31 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singapura juga melibatkan orang tua secara aktif melalui program seperti KidSTART, yang memberikan panduan kepada keluarga tentang cara mendukung pendidikan anak dengan teknologi.

Sementara itu, Amerika Serikat lebih mengutamakan pendekatan yang individual melalui kurikulum STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics). Teknologi seperti smart boards dan aplikasi personal seperti Seesaw digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan unik setiap anak.

Aplikasi ini juga memungkinkan orang tua untuk memantau perkembangan anak secara langsung. Meskipun teknologi menjadi bagian penting dari pembelajaran, aktivitas fisik tetap menjadi fokus utama, seperti bermain di luar ruangan dan kegiatan kelompok yang mendukung keterhubungan sosial.

Di Indonesia, PAUD masih dominan dengan pendekatan tradisional berbasis nilai moral, sosial, dan agama. Teknologi belum banyak diintegrasikan dalam kurikulum, kecuali pada PAUD di wilayah perkotaan yang mulai memanfaatkan aplikasi edukasi sederhana.

Meskipun aktivitas fisik seperti bermain di luar ruangan tetap menjadi bagian utama, Indonesia dapat belajar dari Singapura dan Amerika Serikat untuk mengintegrasikan teknologi secara bertahap tanpa menghilangkan elemen tradisional yang mendukung perkembangan motorik dan sosial anak.

Kesimpulan

Modernisasi PAUD di era digital bukan berarti meninggalkan permainan tradisional, tetapi memadukannya dengan teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya dan relevan.

Teori Multiple Intelligences oleh Gardner menunjukkan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang unik yang dapat diasah melalui permainan, sementara teori Self-Determination oleh Deci dan Ryan menyoroti pentingnya motivasi intrinsik dalam pembelajaran.

Perbandingan dengan Singapura dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa integrasi teknologi yang bijak, keterlibatan orang tua, dan keseimbangan antara aktivitas fisik dan digital adalah kunci keberhasilan dalam modernisasi PAUD.

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengadopsi praktik terbaik dari kedua negara tersebut, tetapi perlu disesuaikan dengan kondisi lokal.

Dengan langkah yang tepat, modernisasi PAUD di Indonesia dapat membantu menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan adaptif terhadap tantangan era digital, tanpa kehilangan nilai-nilai tradisional yang menjadi ciri khas budaya kita. Dari mainan kayu hingga layar sentuh, perjalanan ini adalah peluang untuk menjadikan PAUD sebagai fondasi masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun