Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Bisnis

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Narasi Imajiner (4) Gibran, Lepas Dari Partai, Raih Pelangi Warna Warni

18 Desember 2024   10:27 Diperbarui: 18 Desember 2024   10:27 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diamnya bukan tanda menyerah. Itu adalah strategi. Sebuah langkah untuk memberi ruang bagi mereka yang mencibir, mereka yang menguji, dan mereka yang mulai menyadari bahwa masa depan tidak bisa diabaikan hanya karena satu keputusan politik.

Senja mulai turun, tetapi suasana di desa itu masih hangat. Setelah acara selesai, Gibran duduk sejenak di kursi kayu di belakang panggung. Ia melihat ke arah langit, di mana warna oranye mulai menyatu dengan biru gelap.

Di dalam hatinya, ia tahu bahwa perjalanan ini masih panjang. Pemecatan itu adalah ujian, tetapi ia berhasil melewatinya. Dengan ketenangan yang khas, ia berkata pada dirinya sendiri, "Badai ini hanya membawa kita lebih dekat pada pelangi. Masa depan menanti, dan saya akan terus bekerja."

Di tempat lain, rakyat berbicara tentang Gibran. Mereka tidak lagi melihatnya sebagai bagian dari dinasti atau partai, tetapi sebagai sosok muda yang berani berdiri di tengah badai dan tetap fokus pada pengabdian.

Dan di ujung badai itu, pelangi hadir, bukan untuk partai, bukan untuk dinasti, tetapi untuk Indonesia.

"Pemimpin sejati tidak tumbuh dari bendera atau partai, tetapi dari keberanian menghadapi badai dengan kerja nyata. Dan pelangi itu selalu menanti mereka yang bekerja untuk masa depan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun