Mohon tunggu...
abdulsyakur
abdulsyakur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Saya adalah seorang Mahasiswa Magister Psikologi yang mempunyai hobi memancing

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Indonesia Darurat Bullying pada anak sekolah

14 Januari 2025   08:46 Diperbarui: 14 Januari 2025   08:46 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Abdul Syakur - Mahasiswa Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Indonesia Darurat Bullying pada anak sekolah

Bullying di sekolah merupakan masalah serius yang terus mengganggu perkembangan anak-anak di Indonesia. Meskipun ada kesadaran yang semakin meningkat tentang isu ini, bullying masih menjadi fenomena yang merusak lingkungan belajar dan perkembangan sosial siswa. Berikut adalah beberapa pandangan terkait bullying di kalangan anak sekolah di Indonesia. Indonesia saat ini menghadapi kondisi darurat bullying di lingkungan sekolah. Fenomena ini bukan hanya sekadar masalah perilaku anak, tetapi telah menjadi isu serius yang mempengaruhi kesehatan mental dan emosional generasi penerus bangsa.

Bullying merupakan bentuk tindakan yang agresif, kekerasan, menyakiti orang lain yang dilakukan secara terus menerus. Penyebabnya beragam, mulai dari lingkungan keluarga yang selalu bertengkar, tontonan yang kurang mendidik, lingkungan masyrakat yang kurang ramah anak bahkan guru yang masih belum totalitas memahami cara mengatasi perilaku bullying di sekolah sebagaimana diungkapkan dalam penelitian oleh junindra, A. Dkk(2022).

Bullying di sekolah adalah isu kompleks yang memerlukan pendekatan holistik. Dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan menerapkan program pencegahan yang efektif, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak. Hanya dengan cara ini, kita bisa berharap untuk mengurangi angka bullying dan mendukung pertumbuhan generasi yang lebih sehat secara mental dan sosial. Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat bullying yang memerlukan perhatian serius. Dengan meningkatkan kesadaran, memberikan edukasi yang tepat, dan melibatkan semua pihak, kita dapat menciptakan perubahan yang diperlukan untuk melindungi anak-anak dari perilaku bullying. Hanya dengan cara ini, kita bisa berharap untuk menghasilkan generasi yang lebih sehat, bahagia, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.

Indonesia darurat bullying anak. Banyaknya kasus bullying membuat Indonesia saat ini berada dalam situasi darurat perundungan atau bullying. Di   Indonesia bullying di   sekolah   dasar   juga menjadi masalah yang sangat serius, seperti yang terlihat   dari   peningkatan   jumlah   kasus   yang dilaporkan setiap tahunnya. Jika bullying dibiarkan di   sekolah   dan   di   luar   sekolah,   hal   ini   dapat menimbulkan  kerugian  bagi  generasi  mendatang sebagaimana diungkapkan dalam penelitian oleh (Munawaroh, 2024).

Rusaknya moral anak bangsa adalah kalimat yang bisa menggambarkan situasi saat ini. Di  tengah  kemajuan  teknologi  dan  perkembangan  zaman,  banyak  peristiwa-peristiwa  yang menunjukkan penurunan  moralitas  dan  nilai-nilai  etika  di  kalangan  anak-anak  dan  remaja(Purwasih,  2023).  Hal  ini  tercermin  dalam  berbagai  perilaku  negatif  seperti tindak  bullying, peningkatan  kasus  kekerasan,  penyalahgunaan  narkoba,  kecurangan,  dan  penyalahgunaan teknologi. Rusaknya moral anak bangsa dapat dipicu oleh beberapa faktor. Pengaruh pesatnya perkembangan media massa, terutama dalam media digital dan social telah membawa dampak besar terhadap budaya dan perilaku anak-anak(Faizah, 2024). Konten yang berbau kekerasan sering kita jumpai dan dengan mudahnya diakses oleh kalangan masyarakat di berbagai usia, termasuk  pada  usia  anak  sekolah  dasar.  Konten-konten  yang  berbau  kekerasan  dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan anak-anak.

Analisis Menggunakan Teori-teori Psikologi Sosial

1. Teori Belajar Sosial (Albert Bandura)

Teori ini menyatakan bahwa individu belajar perilaku melalui observasi dan peniruan. Dalam konteks bullying, anak-anak dapat meniru perilaku agresif yang mereka lihat di lingkungan sekitar, seperti di rumah atau media. Intervensi yang berfokus pada pengurangan perilaku agresif di lingkungan sosial dapat membantu mengurangi bullying.

2. Teori Identitas Sosial (Henri Tajfel)

Teori ini menjelaskan bagaimana individu mengidentifikasi diri mereka dengan kelompok tertentu dan bagaimana perasaan superioritas terhadap kelompok lain dapat memicu perilaku diskriminatif atau agresif. Program yang meningkatkan kesadaran akan keberagaman dan empati terhadap kelompok lain dapat mengurangi perilaku bullying.

3. Teori Kognitif (Aaron T. Beck)

Teori ini menekankan pentingnya pola pikir dan persepsi individu. Pelaku bullying mungkin memiliki pola pikir negatif atau distorsi kognitif yang memicu perilaku agresif. Terapi kognitif dapat membantu individu untuk mengubah pola pikir yang merugikan dan mengurangi perilaku bullying.

4. Teori Frustrasi-Agression (Dollard et al.)

Teori ini berargumen bahwa frustrasi dapat menyebabkan agresi. Individu yang mengalami frustrasi dalam hidup mereka mungkin mengekspresikan kemarahan melalui bullying. Mengidentifikasi dan menangani sumber frustrasi individu dapat mengurangi kecenderungan mereka untuk melakukan bullying.

5. Teori Interaksi Simbolik

Teori ini menyoroti bagaimana interaksi sosial membentuk perilaku individu. Bullying bisa dilihat sebagai hasil dari interaksi sosial yang negatif dan simbol-simbol yang dihasilkan dalam konteks sosial. Menciptakan lingkungan sosial yang positif dan mendukung dapat mengubah dinamika interaksi dan mengurangi bullying.

6. Teori Konflik

Teori ini berfokus pada ketegangan dan konflik antara individu atau kelompok yang berbeda. Bullying sering kali terkait dengan ketidaksetaraan kekuasaan dan perbedaan status sosial. Mengatasi ketidaksetaraan dan menciptakan saluran komunikasi yang baik antara individu dapat membantu mengurangi konflik.

DAFTAR PUSTAKA

Junindra, A. Dkk (2022). Peran Guru terhadap Perilaku Bullying di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai. Universitas Negeri Padang.

Eem Munawaroh Dkk (2024). Program Penempatan Empati untuk Mencegah Perilaku Bullying pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Abdidas. Universitas Negeri Semarang.

Kharisma Anjelita Dkk (2024). Darurat Bullying: Perilaku dan Solusi untuk menangani tindak Bullying di Sekolah Dasar. Abuya Jurnal Pendidikan. Universitas Negeri Malang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun