Dalam kurun waktu empat bulan kita sama-sama mengetahui tentang kondisi dan keadaan masyarakat diseluruh belahan dunia mengenai penyakit yang berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang dinamakan Covid-19 atau Coronavirus.Â
Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan Virus Corona Covid-19 sebagai pandemi. menurut WHO,pandemi adalah skala penyebaran penyakit yang terjadi secara global diseluruh dunia. Namun hal ini tidak memiliki sangkut paut dengan perubahan pada karakteristik penyakitnya.
Suatu wabah sebagai pandemi artinya WHO memberi alarm pada pemerintah semua negara dunia untuk meningkatkan kesiapasiagaan untuk mencegah maupun menangani wabah ini. Hal ini,dikarenakan saat sebuah pandemi dinyatakan artinya ada kemungkinan penyeberan komunitas terjadi.
Pada kondisi seperti ini bukan hanya keselamatan jiwa saja yang menjadi korban lebih dari itu, segala sektor akan terkena imbas baik kehidupan sosial ataupun perekonomian masyarakat.
Di samping itu pemenuhan kebutuhan semakin hari semakin meningkat dimana salah satunya adalah kebutuhan pangan  yang dimana sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat. Oleh sebab itu, perlunya sebuah gebrakan dan solusi terhadap tantangan yang terjadi pada saat ini.
Melihat kondisi tersebut Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (LPPM UPI) berinisiatif dan membuat solusi dengan diadakannya program KKN Tematik Pencegahan Covid-19 Untuk Mewujudkan Merdeka Belajar. Dimana hal ini untuk mendukung pemerintah dalam memutuskan rantai penyebaran Covid-19 dan dampak sosial ekonomi yang akan berdampak pada masyarakat.Â
Penulis sebagai salah satu peserta program KKN ini berupaya untuk ikut serta dan memberikan kontribusi aktif dalam memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi di masyarakat. Salah satu problematika dan kebutuhan masyarakat antara lain kebutuhan akan pangan.
Dalam pelaksanaannya penulis mendapatkan arahan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan yaitu Dr. Yayat,.M.Pd yang dimana seluruh kegiatan ini dilakukan secara daring dan mandiri.
Lokasi kegiatan KKN Tematik Pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh penulis yaitu di Desa Mangunjaya,Kecamatan Waluran ,Kabupaten Sukabumi. Kegiatan KKN ini dilaksanakan pada tanggal 17 Mei-17 Juni 2020 hampir kurang lebih satu bulan menjalankan program-program yang ada dan tentunya memiliki keterkaitan dengan tema pencegahan Covid-19.
Di antara program yang dijalankan yaitu program pendataan penduduk,program edukasi pencegahan cOVID-19 bagi masyarakat,program pengadaan dan pembuatan APD bagi masyarakat dan program pemberdayaan masyarakat berupa sosialisasi dan edukasi mengenai ketahanan pangan.
Dalam hal ini penulis akan memaparkan program mengenai sosialisasi dan edukasi mengenai pangan. program ini dinamai PIRUS, tentunya bukan wabah yang terjadi saat ini melainkan singkatan dari "Pipir Imah di Urus". Di mana sebuah upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan cara menanam tumbuhan-tumbuhan yang bisa di konsumsi dan bisa juga untuk di komersialisasikan untuk dijual ke pasar dan rumah makan sebagai penambah pemasukan keuangan masyarakat.
Program PIRUS ini penulis buat untuk memberikan solusi terhadap kebutuhan dan permasalah di masyarakat mengenai pemenuhan pangan pada masa pandemi seperti ini. Dalam pengaplikasiannya masyarakat menggunakan halaman rumahnya sebagai tempat bercocok tanam.Â
Tumbuhan yang bisa ditanam berupa sayuran kangkung,bayam,selada berbagai macam rempah-rempah cabai,jahe,lengkuas dan adapula jali-jali sebagai pangan alternative pengganti padi. Selain hal itu dalam program PIRUS ini ada yang dinamakan BUDIKSALAMBER yang artinya Budidaya Ikan dan Sayuran dalam Ember.
Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Selanjutnya dalam program ini pada intinya untuk menjaga produktivitas masyarakat dalam berkegiatan dimasa pandemi Covid-19. Adapun dilihat dari partisipasi masyarakat sangatlah antusias dan saling mendukung satu sama lainnya.
Dalam pelaksanaan program PIRUS ini yaitu menggunakan halaman rumah sebagai tempat bercocok tanam dengan menggunakan media polibek dan hidroponik sederhana yang terbuat dari botol bekas yang sudah dilubangi kemudian disambung menjadi satu. Untuk menyuplai airnya memakai pipa kecil yang disambung ke botol dan alat pompa untuk menjaga sirkulasi air.Â
Pembuatan hidroponik sederhana ini membutuhkan sekitar 100 botol bekas berukuran 1500ml dan dilubangi sebanyak dua lubang per botolnya.Â
Jika dijumlahkan 100 botol dengan 2 lubang per botolnya akan menghasilkan media tanam sebanyak 200 lubang dan artinya bisa menanam sayuran yang cukup banyak. Hasil dari sayuran tersebut dapat dikonsumsi secara pribadi dan dijual ke pasar ataupun menyuplai rumah makan yang ada di sekitaran Desa Mangunjaya.
Selain itu dalam program PIRUS ini pun ada budidaya ikan dan sayuran dalam ember, yang artinya menggunakan ember sebagai media untuk budidaya dan menanam sayuran. Contoh dalam kegiatan ini yaitu budidaya ikan mujair dan lele di dalam ember yang diatasnya terdapat tanaman kangkung ataupu selada.
Cara pembuatan media ini cukup mudah dan simpel  yaitu dengan melubangi tutup ember dengan menggunakan mesin pelubang atau sejenisnya dan kemudian lubang tersebut disimpan botol bekas berukuran kecil untuk media tanam sayuran.
Dari semua program PIRUS ini diharapkan masyarakat yang ada di Desa Mangunjaya dapat lebih inovatif dan mandiri dalam ketahanan pangan sehingga tidak adanya ketergantungan.
Hal inipun dapat menjadi pecutan semangat kepada masyarakat lain yang ada di luar Desa Mangunjaya untuk terus produktif walaupun dalam masa sulit seperti sekarang karena adanya wabah pandemi Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H