Saya pribadi merasa teknologi ini bisa jadi teman yang sangat berguna, tetapi juga tantangan besar. Di satu sisi, AI bisa membuat pekerjaan seorang specialist lebih efisien dan produktif, tetapi juga bisa membantu pekerjaan dan menggantikan peran yang lebih rutin atau teknis.
Bagi saya yang mungkin lebih condong ke generalist, AI memberikan kesempatan untuk memanfaatkan teknologi agar bisa lebih cepat dan lebih efisien. Namun, tetap ada kebutuhan untuk memiliki keterampilan lain, seperti kemampuan berpikir kritis dan komunikasi yang tidak bisa digantikan mesin.
Kesimpulannya Gimana? Pilih jadi Spesialis atau Generalis?
Jadi, menurut saya rasa di era digital ini, tidak ada pilihan yang benar-benar lebih baik antara spesialis atau generalis. Semua kembali ke bagaimana kita memandang perkembangan karier dan kesiapan untuk terus beradaptasi. Yang pasti, baik sebagai spesialis maupun generalis, saya merasa yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar dan berkembang. Karena satu hal yang pasti: dunia akan terus berubah, dan kita harus siap menghadapinya.
Semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran untuk membantu teman-teman yang masih bingung memilih jalur karier. Apapun pilihanmu, yang terpenting adalah terus maju dan terus belajar. Karena peluang itu ada di mana-mana, asalkan kita siap untuk mengambil langkah pertama.**
Follow my Linkedin
Made with ☕
Assisted by AI (ChatGPT and claude.ai)
Powered by #SecangkirKopi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI