Analisis Optimalisasi Kebijakan Pemerintah terhadap Permasalahan di Tambak Lorok
Peraturan Departemen Sosial: Menetapkan bahwasanya Kampung Siaga Bencana (KSB) sebagai wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat
Optimalisasi yang diperlukan:
A. Penguatan Regulasi
Dengan meningkatkan keterlibatan lintas sektor dalam mendukung implementasi KSB, seperti melibatkan sektor swasta dan LSM dalam penyediaan dan fasilitas.
B. Monitoring dan Evaluasi
Menyusun indikator keberhasilan implementasi KSB, contohnya dengan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mitigasi dan penanggulangan bencana.
C. Sosialisasi dan Edukasi
Dimana pemerintah memastikan masyarakat telah memahami peraturan tersebut melalui penyuluhan kebencanaan secara berkala.
2. Program Kelurahan Siaga Bencana (KSB): Dilaksanakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional dan Pemerintah Kota Semarang
Optimalisasi yang diperlukan:
A. Peningkatan Sinergi
Dimana dengan memperkuat koordinasi antara Badan Pembinaan Hukum program akan berjalan saling berkesinambungan antar lapisannya.
B. Pegembangan Kapasitas
Dengan terselenggaranya pelatihan yang rutin tentang kesiapsiagaan bencana untuk masyarakat dengan pendekatan partisipatif.
C. Fasilitas dan Infrastruktur
Dengan penambahan peralatan evakuasi kedaruratan dan fasilitas pendukung seperti tempat perlindungan sementara bagi pengungsi atau masyarakat yang terdampak.
3. Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh): Memiliki fokus pada penataan kawasan kampung nelayan di Tambak Lorok
Optimalisasi yang diperlukan:
A. Integrasi dengan Kebijakan KSB
Memberikan panduan tentang penataan kawasan kumuh dengan infrastruktur mitigasi bencana, seperti penataan drainase yang baik untuk mengurangi risiko banjir rob
B. Pengawasan Pelaksanaan
Memastikan pengawasan dalam setiap tahap pelaksanaan agar penataan kawasan sesuai dengan standar mitigasi bencana nasional.
C. Pemberdayaan Masyarakat
Dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program agar mereka merasakan memiliki dan menjaga hasil dari penataan mereka sendiri.
Analisis Optimalisasi Kebijakan Lokal
1. Kebijakan Penanggulangan Bencana Kota Semarang
Optimalisasi yang diperlukan
A. Penyelarasan Kebijakan
Menyesuaikan kebijakan penanggulangan bencana dengan melihat kondisi spesifik kawasan pesisir terutama pada kawasan Tambak Lorok.
B. Peningkatan Kolaborasi antar Sektor:
Menguatkan kemitraan antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat dalam upaya penyediaan sumber daya penanggulangan bencana.
C. Peningkatan Kapasitas
Mengadakan pelatihan untuk perangkat kelurahan agar dapat lebih memahami strategi mitigasi bencana.
2. Rencana Kontijensi Bencana
Optimalisasi yang diperlukan:
A. Meningkatkan Partisipasi
Dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam pengupayaan simulasi rencana kontinjensi guna meningkatkan kesadaran dan kesiapan mereka dalam menghadapi bencana.
B. Penguatan Dokumentasi
Tersedianya panduan rencana kontijensi yang mudah diakses oleh masyarakat dan perangkat desa akan memudahkan mereka dalam pengaksesannya.
C. Evaluasi Berkala
Melakukan evaluasi rencana kontijensi secara berkala untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya.
EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN KAMPUNG SIAGA BENCANA DI TAMBAK LOROK
Evaluasi pelaksanaan kebijakan Kampung Siaga Bencana di Tambak Lorok menunjukkan bahwa meskipun program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, efektivitas implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan kerangka pikir logic model untuk menganalisis berbagai aspek dari program.
Tujuan Program
Program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko bencana serta membangun sistem peringatan dini yang efektif. Meskipun tujuan ini jelas, realisasi di lapangan menunjukkan bahwa pencapaian tersebut belum optimal.
Metode Evaluasi
Pendekatan deskriptif kualitatif yang digunakan dalam evaluasi ini memungkinkan peneliti untuk menggali informasi mendalam mengenai pengalaman dan persepsi masyarakat. Kerangka pikir logic model membantu dalam mengidentifikasi hubungan antara input, proses, output, outcome, dan dampak program, sehingga memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai efektivitas program.
Temuan Utama
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa meskipun program Kampung Siaga Bencana telah dilaksanakan, terdapat beberapa kendala signifikan yang menghambat efektivitasnya. Di antaranya adalah: