Hati memiliki peran yang sangat penting dalam spiritualitas Islam. Dalam pandangan Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar dan ahli tasawuf, hati manusia adalah pusat dari kehidupan rohani. Ia menyebutkan bahwa kondisi hati menentukan arah kehidupan seseorang, baik menuju kebahagiaan atau kebinasaan. Dalam karyanya Ihya' Ulumuddin Juz 3, Bab Qalb (Hati), Imam Al-Ghazali membagi hati manusia ke dalam tiga kategori utama: Qolbun Salim (Hati yang Sehat), Qolbun Maridl (Hati yang Sakit), dan Qolbun Mayit (Hati yang Mati).
1. Qolbun Salim: Hati yang Sehat dan Murni
Menurut Imam Al-Ghazali, Qolbun Salim adalah hati yang selamat, bersih dari segala penyakit rohani seperti hasad (iri hati), riya (pamer), dan sombong. Hati ini sepenuhnya dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya. Seorang yang memiliki Qolbun Salim tidak disibukkan oleh urusan duniawi yang bisa menyesatkan dari jalan Allah, melainkan fokus pada kebenaran dan amal saleh.
Dalam Ihya' Ulumuddin, Imam Al-Ghazali mengungkapkan;
فَإِنَّ الْقَلْبَ السَّلِيمَ هُوَ الَّذِي لَا يَكُونُ فِيهِ إِلَّا مَحَبَّةُ اللَّهِ وَالْخَوْفُ مِنْهُ، وَلَا يَشْغَلُهُ شَيْءٌ دُنْيَوِيٌّ، وَلَا يَتَّسِعُ إِلَّا لِلْحَقِّ
"Sesungguhnya hati yang selamat (Qolbun Salim) adalah hati yang tidak ada di dalamnya kecuali kecintaan kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya, serta tidak disibukkan oleh hal-hal duniawi. Hati ini hanya dipenuhi dengan kebenaran."
Hati yang bersih ini akan memimpin seseorang untuk meraih keridhaan Allah dan menjadi sebab keselamatan di akhirat, sebagaimana firman Allah;
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
"Kecuali orang-orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih (Qolbun Salim)."
(QS. Asy-Syu'ara: 89)
2. Qolbun Maridl: Hati yang Sakit