Mohon tunggu...
Abdul Munawar
Abdul Munawar Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Motivator, Enterpreneur, Konten Kreator, Penulis

email : abdulmunawar950gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Secangkir Kopi, Ketika Ilmu Kehilangan Keberkahan, Sebuah Renungan Zaman Now

22 Agustus 2024   12:28 Diperbarui: 22 Agustus 2024   13:11 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sikap seorang murid memuliakan guru/AI

Ilmu adalah cahaya. Ilmu adalah jalan menuju kebaikan, kemajuan, dan kesuksesan. Namun, di zaman sekarang, kita sering melihat fenomena yang mengejutkan: banyak orang yang pintar, berpendidikan tinggi, bahkan lulusan dari universitas ternama dalam dan luar negeri, namun terjebak dalam korupsi, kecurangan, dan perilaku yang tidak amanah. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Seharusnya, ilmu yang dimiliki membawa keberkahan dan manfaat, baik bagi dirinya maupun orang lain. Tetapi, mengapa justru ada yang berakhir di balik jeruji penjara, terjerat kasus kejahatan, dan hidup dalam kesengsaraan akibat perbuatan mereka? Fenomena ini menunjukkan kepada kita bahwa ilmu saja tidak cukup. Ilmu yang tidak diiringi dengan akhlak mulia dan keberkahan dari Allah SWT, hanya akan menjadi beban bagi pemiliknya.

Ilmu Tanpa Keberkahan

Syeikh Az-Zarnuji dalam kitabnya Talim al-Muta'allim menekankan pentingnya memuliakan ilmu dan ahli ilmu agar ilmu yang kita dapatkan bisa bermanfaat. Dia berkata:

إِعْلَمْ أَنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ لَا يَنَالُ الْعِلْمَ وَلَا يَنْتَفِعَ بِهِ إِلَّا بِتَعْظِيْمِ الْعِلْمِ وَأَهْلِهِ، وَتَعْظِيْمِ الْأُسْتَاذِ وَتَوْقِيرِهِ

"Ketahuilah, seorang pelajar tidak akan meraih ilmu dan tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmunya kecuali jika ia memuliakan ilmu, ahli ilmu, dan menghormati gurunya."

Di sini, kita belajar bahwa kesuksesan dalam menuntut ilmu tidak hanya terletak pada seberapa banyak gelar yang kita miliki atau seberapa cerdas kita, tetapi juga pada adab dan sikap kita terhadap guru dan ilmu itu sendiri. Guru yang tidak dihormati, tidak dimuliakan, dan ilmu yang tidak diamalkan dengan jujur dan amanah, akan kehilangan keberkahannya.

Ilmu dan Amanah

Ketika seseorang memperoleh ilmu, ia juga mendapatkan tanggung jawab yang besar. Ilmu bukan sekadar alat untuk mencapai status sosial, kekayaan, atau kekuasaan. Sebaliknya, ilmu adalah amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)

Namun, kewajiban menuntut ilmu tidak hanya berhenti pada pencarian ilmu itu sendiri, tetapi juga pada bagaimana kita menggunakannya. Seseorang yang memiliki ilmu tapi tidak amanah dalam pekerjaannya, seperti berbuat curang, menipu, atau bahkan melakukan korupsi, menunjukkan bahwa ilmunya tidak membawa keberkahan. Mereka telah menyalahgunakan amanah yang Allah berikan.

Mengapa Ilmu Tidak Berkah?

Ada beberapa faktor mengapa ilmu yang dimiliki oleh seseorang tidak membawa keberkahan:

1. Tidak Mengagungkan Ilmu dan Ahli Ilmu  

Banyak orang pintar yang meremehkan adab dalam belajar. Mereka mungkin merasa bahwa ilmu hanyalah alat untuk mencapai ambisi duniawi, bukan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Mereka melupakan bahwa ilmu yang tidak dihormati akan hilang keberkahannya.

2. Tidak Mengamalkan Ilmu

Ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi beban. Seorang ilmuwan atau profesional yang mengetahui bahwa perbuatan curang itu salah, namun tetap melakukannya, berarti ia telah mengkhianati ilmunya sendiri. Ilmu yang tidak diamalkan hanya akan membawa kesesatan dan kesengsaraan.

3. Mencari Ilmu untuk Dunia, Bukan untuk Akhirat

   Rasulullah SAW bersabda:  

   مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِعَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ  

"Barang siapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya ia cari hanya ridha Allah, tetapi ia belajar karena untuk mendapatkan keuntungan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat." (HR. Ahmad)

Orang yang hanya mencari ilmu demi gelar, harta, atau pangkat, akan sulit meraih keberkahan. Ilmu itu seharusnya menjadi jembatan untuk memperoleh ridha Allah, bukan hanya untuk memuaskan ambisi pribadi.

Contoh Nyata

Kita sering melihat kasus-kasus di mana para pejabat, profesional, atau pengusaha yang berpendidikan tinggi, terjerat kasus korupsi dan kejahatan. Mereka memiliki kecerdasan dan kemampuan yang luar biasa, tetapi mengapa mereka jatuh dalam keburukan? Jawabannya sederhana: karena mereka tidak amanah terhadap ilmu yang mereka miliki. Alih-alih menggunakan ilmu untuk kebaikan, mereka justru menggunakannya untuk memperkaya diri dengan cara yang tidak halal. Akibatnya, hidup mereka tidak mendapatkan keberkahan, dan mereka berakhir dengan kesengsaraan.

Kunci Keberkahan Ilmu

Untuk meraih keberkahan dari ilmu yang kita miliki, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:

1. Niat yang Ikhlas

Menuntut ilmu harus dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah. Jika niat kita lurus, insyaAllah ilmu yang kita pelajari akan membawa manfaat dan keberkahan.

2. Menghormati Guru dan Ahli Ilmu

Guru adalah pintu kita menuju ilmu. Kita harus selalu menghormati dan memuliakan mereka. Tanpa adab yang baik terhadap guru, ilmu yang kita pelajari tidak akan memberikan manfaat yang sejati.

3. Mengamalkan Ilmu dengan Jujur dan Amanah

Ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi sumber malapetaka. Jika kita memiliki ilmu, maka kita harus menggunakannya dengan amanah, jujur, dan penuh tanggung jawab. Jangan sampai ilmu yang seharusnya membawa kita pada kesuksesan justru menjadi jalan menuju keburukan.

4. Menggunakan Ilmu untuk Kebaikan dan Kemajuan Umat

Ilmu yang kita miliki harus kita manfaatkan untuk kebaikan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Dengan demikian, ilmu kita akan membawa manfaat yang luas dan keberkahan yang berlimpah.

Kesimpulan

Ilmu yang berkah adalah ilmu yang dipelajari dengan niat yang benar, diamalkan dengan jujur, dan dihormati dengan sepenuh hati. Jika kita hanya fokus pada gelar dan prestasi duniawi, tanpa memperhatikan adab dan amanah, maka ilmu tersebut tidak akan membawa kebahagiaan sejati. Sebaliknya, ia bisa menjadi sumber kesengsaraan.

Mari kita renungkan dan perbaiki niat kita dalam menuntut ilmu, serta berusaha untuk selalu menghormati ilmu dan guru-guru kita. 

Ingatlah selalu nasihat Syeikh Az-Zarnuji: “Ilmu tidak akan datang kepada orang yang tidak menghormati Ilmu dan gurunya”.

Dengan demikian mari kita tanamkan rasa hormat ini dalam hati kita agar perjalanan menuntut ilmu kita diberkahi dan membawa manfaat yang besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya keberkahan dalam ilmu, serta bagaimana menjaga adab dan amanah dalam memanfa’atkan ilmu yang kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun