Kembali pada "keluarga politik' Cornelis dalam kompetisi pilkada di Kalbar tahun 2024. Tidak dapat dipungkiri, perjalanan sejarah kehidupan politik Drs. Cornelis, MH menjadi salah satu potrtet tersendiri bagi sejarah kepemimpinan politik di Kalbar. Karir politiknya dibangun dari angka nol. Ia sendiri dalam banyak diskusi dengan penulis tidak menyangka akan berada di puncak karir politik seperti sekarang. "Ini menjadi bagian dari anugerah Tuhan. Saya hanya bisa bersyukur dengan cara mengabdi pada rakyat. Dengan ada kekuasaan, saya punya kesempatan untuk membantu banyak orang". Pernyataannya tidak lagi normatif dan basa-basi. Dua kali menjadi Bupati Landak, dua kali menjadi Gubernur Kalbar, dan kini dua kali menjadi anggota DPR RI menjadi saksi bahwa ia dikehendaki rakyat Kalbar. Dan dalam karir politiknya, tidak pernah terdengar mempunyai masalah hukum. Artinya, pada dirinya sendiri, secara kinerja politik demokratik, ia elligible dalam pengertian memiliki kemampuan yang memungkinkan seseorang memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Putri pertama Cornelis, Karolin Margret Natasa (KMN) yang biasa disebut Karol dalam perjalanan karir politiknya tidak menjauh dari teladan ayahnya. Karol terbukti bukan "kader karbitan". Meskipun ayahnya seorang politisi yang berpengaruh dalam kancah perpolitikan di Kalbar, ia berproses meniti karir politik di sebuah partai yang dikenal ketat dalam melakukan kaderisasi. Ia tumbuh menjadi autentik dalam meniti karir politiknya. Dan lagi-lagi, dalam politik demokratik, kekuasaan ada di tangan rakyat. Meskipun seseorang lahir dari rahim "orang besar" dan berpengaruh, jika rakyat tidak menghendaki, maka tetap saja ia akan menjadi "no budy" (bukan siapa-siapa).
Karolin dalam fase karir politiknya berjalan secara normal dalam koridor demokrasi kepartaian. Dan, dari sisi ukuran kapasitas dan elektabilitasnya telah diuji oleh rakyat dalam peraihan suara di DPR RI, Calon Gubernur Kalbar (2018), dan Bupati Landak (2017-2022). Sukses sebagai peraih suara terbanyak nasional (397.481 suara) pada Pemilu 2014 dan menjadi calon tunggal pada Pilkada Landak 2017 dengan perolehan 226.378 suara (96,62 persen). Dalam kompetisi, selalu ada kalah dan menang. Pertarungannya dalam Pilgub 2018, ia kalah dari pasangan Sutramidji-Ria Norsan.
Kini KMN akan maju kembali di Pilkada Landak 2024. Posisinya sebagai incumbent memiliki banyak kelebihan dibanding calon lainnya. Proses menjadi calon kepala daerah---meski sebagai anak Cornelis dan pejabat teras DPD PDIP---tetap saja mengikuti asas-asas yang berlaku, diantara yang utama adalah mendapat penugasan dari DPP PDIP. Mendapat tiket dari PDIP tentu melalui jalan yang tidak mudah. Dan jika mendapatkannya dipastikan melalui mekanisme internal partai yang ketat dan kompetitif.
Angeline Fremalco, adek kandung KMN, terpilih kembali menjadi anggota DPRD Provinsi Kalbar yang meraih suara tertinggi. Ia mencalonkan diri dari Dapil 5 Kalbar atau Landak, Angeline yang sekarang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Bidang Eksternal DPD PDI Perjuangan Kalbar ini meraup 76.497 suara. Sama dengan kakaknya, KMN. Engel meniti karir politiknya dengan berjibaku di partai dengan mengandalkan basis suara di daerahnya sendiri.
Suami Angeline Fremalco tercatat sebagai Bupati Kapuas Hulu yang kini akan maju kembali dalam Pilkada 2024. Bupati dengan nama lengkap Fransiskus Diaan, S.H. (lahir 14 Agustus 1981) ini adalah anak menantu dari Cornelis. Peratrungannya merebut kursi Bupati di puncak kapuas juga tidak mudah. Seperti dalam peperangan, Meskipun Sis---begitu ia sering disapa---sebagai menantu Cornelis, untuk menduduki posisi orang nomor satu di Kapuas Hulu diperlukan "total football", siang-malam, hingga titik darah penghabisan. Lagi-lagi, pertempuran itu pada akhirnya rakyat yang memilih dan menentukan.
Menyehatkan "Trah Politik"
Fenomena keluaraga politik atau apapaun namanya, dalam banyak contoh, kuncinya terletak pada kedewasaan para aktor politik dan kematangan rakyat pemilih. Kedewassan politik dalam konteks demokrasi dapat dikembalikan pada asas-asas fundemntal seperti keadilan, kesetaraan, dan kejujuran. Lebih teknis, persaingan politik harus diletakkan dalam koridor undang-undang dan pemuliaan etika.Maka, sepanjang prosedur dan substansi demokrasi dapat terpenuhi, keterlibatan trah politik dalam berbagai kompetisi politik menjadi lumrah. Menjadi bermasalah justru jika terjadi penyalahgunaan kekuasaan untuk meloloskan keluarga politik dalam posisi-posisi jabatan politik terntentu.
Dalam perjalanan karir politik "Keluarga Cornelis", keterlibatan putri sulungnya, KMN, Angeline Fremalco, dan menantunya, Fransiskus Diaan, sejauh ini berjalan prosedural dengan pantauan publik yang baik. Artinya, keluarga ini tergolong sehat dan berintegritas dalam menjalankan tugas-tugas politiknya terutama yang berkiatan dengan kepentingan publik. Apalagi, dalam konteks Pilkada 2024, keluarga ini dan juga partainya, tidak dalam posisi memegang kekuasaan eksekutif baik di tingkat nasional, propinsi, muapun kabupaten. Maka, jika ada "serangan politik" terhadap keluarga Cornelis dengan kacamata tuduhan "dinasti politik", hampir dipastikan sebagai bagian dari pertarungan pilkada di Landak sebagai kampanye negatif (negative campaign).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI