Mohon tunggu...
niha nur fauzyah
niha nur fauzyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

joogging

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Peri-peri di Negeri Pelangi

6 April 2024   12:15 Diperbarui: 6 April 2024   12:32 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

    Di langit berdiri sebuah negeri yang bernama Negeri Pelangi. Negeri itu tersembunyi di balik awan-awan yang sengaja dibuat untuk menutupi bangunan agar aman dari gangguan makhluk lain. Negeri yang memiliki bangunan penuh warna itu dipimpin oleh seorang peri yang bernama Ratu Pelangi. Ia memiliki sayap yang apabila dikepakan muncul warna-warna indah seperti warna pelangi.

       Peri itu tidak tinggal sendirian, ia memiliki tujuh anak peri kecil dengan warna sayap yang berbeda-beda. Peri-peri itu dinamai sesuai dengan warna sayapnya yaitu Peri Merah, Peri Jingga, Peri Kuning, Peri Hijau, Peri Biru, Peri Nila, dan Peri Ungu. Selain itu, banyak pula peri-peri lain yang merupakan rakyat dari Negeri Pelangi. Namun, sayap mereka berwarna putih biasa karena bukan keturunan asli dari Ratu Pelangi.

       Di negeri itu, Ratu Pelangi memimpin dengan adil dan bijaksana. Kehidupan mereka di Negeri Pelangi sangat tenteram. Mereka selalu bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, membersihkan istana, hingga memasak makanan. Mereka memiliki sebuah kebun madu yang mereka tanam bersama. Madu-madu yang telah dipanen biasa mereka masak hingga menjadi gulali. Peri-peri itu sangat menyukai makanan yang rasanya manis. Ratu Pelangi begitu senang melihat kehidupan rakyatnya bahagia. Sejak Raja meninggal, Ratu Pelangilah yang bertanggung jawab akan kesejahteraan di negerinya. Ratu Pelangi pun berjanji untuk membesarkan ketujuh anaknya dengan penuh kasih sayang.

       Ratu Pelangi tidak pernah mengizinkan siapapun untuk keluar dari wilayah negerinya. Karena semua kebutuhan untuk hidup telah tersedia di dalam sana. Selain itu, Ratu Pelangi khawatir jika terjadi hal buruk pada rakyat dan anaknya karena wilayah langit yang begitu luas. Hal itu pun telah menjadi peraturan di Negeri Pelangi. Sehingga tidak ada yang berani untuk melanggarnya.

       Suatu hari, di Negeri Pelangi sedang melakukan panen madu besar-besaran. Semua penghuni Negeri Pelangi menuju ke kebun dengan membawa kantung-kantung kecil untuk menampung hasil panen. Begitu pun Ratu Pelangi yang bertugas memimpin jalannya panen sudah siap sejak pagi.

       Ketujuh anak Ratu Pelangi baru saja bangun, padahal hari sudah siang. Peri Merah yang merupakan anak pertama membujuk ibunya

       "Ibu, aku dan adik-adik nanti akan menyusul ke kebun. Kami ingin membersihkan badan dulu. Boleh kan, Bu? Ibu pergi dulu saja", Ratu Pelangi melihat langit yang semakin cerah sehingga memutuskan untuk berangkat ke kebun terlebih dulu.

       "Baik, tapi kalian harus segera menyusul ibu ya. Semua peri di sana untuk memanen madu". Peri Merah pun mengangguk setuju.

       Setelah Ratu Pelangi pergi, Peri Merah berkata pada adik-adiknya.

        "Hai adik-adikku, sekarang semua peri sedang berada di kebun untuk memanen madu. Apakah kalian mau menyusul kesana?"

       "Aku bosan kak, setiap hari bekerja, bekerja, dan bekerja," jawab Peri Biru yang baru saja melipat selimut tidurnya.

        "Benar kak, aku bosan terkurung di wilayah ini terus. Aku ingin menikmati indahnya wilayah langit yang luas itu." Sahut Peri Ungu.

        "Hiss, kalian itu. Kita kan tidak boleh keluar dari wilayah ini, di sana terlalu berbahaya kata Ibu". Tolak Peri Jingga.

       Peri Ungu yang merupakan adik bungsu membela diri "Kak, itu kan kata ibu. Kita tidak tahu buktinya kalau kita tidak mencoba".

       "Huuss, sudah-sudah. Betul kata Peri Ungu. Kita harus mencoba keluar. Jika Peri Jingga memilih untuk pergi ke kebun silahkan saja, ia pasti akan menyesal," ucap Peri Merah menengahi perdebatan.

       Akhirnya ketujuh peri pun menyetujui untuk keluar dari Negeri Pelangi. Mereka tak lagi memikirkan larangan dari Ratu Pelangi. Mereka keluar dengan berhati-hati agar tidak ketahuan peri-peri yang lainnya. Setelah sampai di gerbang awan yang begitu tebal, yaitu pembatas Negeri Pelangi dengan wilayah langit. Peri Merah mencoba memegang awan tersebut

       "Aman. Ini hanya awan biasa. Kita bisa menerobos lewat sini." Peri Merah pun memberi kode "Satu, dua, tiga. Lompat!" Ketujuh peri bergandengan dan melompat keluar.

       "Wooow!!! Menyenangkan sekali" Teriak peri-peri itu yang begitu takjub melihat keindahan langit. Karena sangat senang bisa terbang di wilayah langit, para peri itu menari kesana-kemari hingga membentuk sebuah lengkungan berwarna indah seperti pelangi. Mereka terlihat sangat senang hingga tidak terasa langit pun semakin mendung.

       Dari arah barat terdengar suara letusan dengan cahaya kilat yang mengkilap. Namun, para peri tak menghiraukan. Mereka tetap bernyanyi dan menari menikmati sejuknya udara langit. Suara dan kilatan itu semakin lama mendekat ke arah peri. "Dyerrr!!!" Tiba-tiba kilat itu menyambar di tengah-tengah garis warna yang dibuat oleh para peri. Mereka begitu terkejut dan berkumpul menjadi satu untuk saling melindungi.

       "Hei, siapakah kamu? Berani sekali merebut wilayahku!".

       Para peri semakin takut dan menutup telinganya karena suara sosok hitam itu terdengar begitu keras. "Jawab! Dyeerr!", sosok hitam itu mengayunkan tongkatnya hingga mengeluarkan bunyi yang terdengar sangat keras dan kilatan yang begitu menyakitkan mata.

        "Kami adalah peri dari Negeri Pelangi. Kami hanya bermain-main di sini. Maafkan kami, kami akan segera pulang" jawab Peri Merah dengan terbata-bata

        Sosok hitam itu tidak terima karena wilayahnya direbut, sehingga ia terus memberi sambaran kilat pada peri-peri itu.

       Di Negeri Pelangi, Sang Ratu sangat khawatir karena anak-anaknya tidak terlihat. Peri-peri lainnya ikut membantu mencari hingga sudut-sudut negeri, namun tak ada yang berhasil menemukannya. Akhirnya Ratu Pelangi memutuskan masuk ke wilayah langit untuk mencari anak-anaknya. Di istana yang lain, Ratu Petir khawatir karena anak bungsunya menghilang. Ia membawa tongkat petir miliknya yang begitu berbahaya. Ratu Petir harus segera menemukan anak bungsunya, jika tidak akan terjadi hal yang buruk. Ratu Petir pun langsung pergi ke wilayah langit untuk mencari anaknya.

       Setelah keluar dari istana masing-masing, Ratu Pelangi dan Ratu Petir sama-sama melihat cahaya kilat dan cahaya pelangi bergerumul menjadi satu. Mereka pun menghampiri cahaya tersebut. Sesampainya di tempat itu, mereka melihat anak bungsu Ratu Petir sedang menyambarkan kilat ke peri-peri kecil.

       "Berhenti, Hasta!!" Teriak Ratu Petir sembari merebut tongkat petir miliknya.

       Hasta sangat kaget melihat kehadiran ibunya. Para peri yang melihat Ratu Pelangi pun terbang memeluk ibunya.

       "Kenapa kalian melanggar peraturan istana? Ibu kan sudah melarang kalian untuk tidak keluar wilayah Negeri Pelangi. Kenapa kalian melakukannya?". Semua peri tertunduk dan meminta maaf pada Ratu Pelangi.

       Ratu Petir meminta maaf atas kesalahan anak bungsunya yang telah menggangu peri-peri. Hasta meminta maaf pada para peri dengan tertunduk malu.

       Akhirnya, Ratu Petir dan Ratu Pelangi saling berkunjung ke istana. Ratu Petir begitu kagum melihat keindahan Negeri Pelangi. Begitu pun Ratu Pelangi sangat kaget melihat suasana yang serba hitam di istana Ratu Petir. Keduanya memiliki sifat dan kesukaan yang berbeda, namun mereka dapat menjadi sahabat. Mereka pun sepakat membagi waktu untuk anak-anaknya bermain di wilayah langit.

       Seminggu sekali Hasta dengan tongkat petirnya bermain kilat petir saat hujan turun. Setelah Hasta bermain, para peri bernyanyi dan terbang kesana-kemari hingga membentuk lengkungan seperti pelangi. Begitu seterusnya pelangi indah selalu muncul setelah adanya hujan dan petir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun