"Hai adik-adikku, sekarang semua peri sedang berada di kebun untuk memanen madu. Apakah kalian mau menyusul kesana?"
    "Aku bosan kak, setiap hari bekerja, bekerja, dan bekerja," jawab Peri Biru yang baru saja melipat selimut tidurnya.
    "Benar kak, aku bosan terkurung di wilayah ini terus. Aku ingin menikmati indahnya wilayah langit yang luas itu." Sahut Peri Ungu.
    "Hiss, kalian itu. Kita kan tidak boleh keluar dari wilayah ini, di sana terlalu berbahaya kata Ibu". Tolak Peri Jingga.
    Peri Ungu yang merupakan adik bungsu membela diri "Kak, itu kan kata ibu. Kita tidak tahu buktinya kalau kita tidak mencoba".
    "Huuss, sudah-sudah. Betul kata Peri Ungu. Kita harus mencoba keluar. Jika Peri Jingga memilih untuk pergi ke kebun silahkan saja, ia pasti akan menyesal," ucap Peri Merah menengahi perdebatan.
    Akhirnya ketujuh peri pun menyetujui untuk keluar dari Negeri Pelangi. Mereka tak lagi memikirkan larangan dari Ratu Pelangi. Mereka keluar dengan berhati-hati agar tidak ketahuan peri-peri yang lainnya. Setelah sampai di gerbang awan yang begitu tebal, yaitu pembatas Negeri Pelangi dengan wilayah langit. Peri Merah mencoba memegang awan tersebut
    "Aman. Ini hanya awan biasa. Kita bisa menerobos lewat sini." Peri Merah pun memberi kode "Satu, dua, tiga. Lompat!" Ketujuh peri bergandengan dan melompat keluar.
    "Wooow!!! Menyenangkan sekali" Teriak peri-peri itu yang begitu takjub melihat keindahan langit. Karena sangat senang bisa terbang di wilayah langit, para peri itu menari kesana-kemari hingga membentuk sebuah lengkungan berwarna indah seperti pelangi. Mereka terlihat sangat senang hingga tidak terasa langit pun semakin mendung.
    Dari arah barat terdengar suara letusan dengan cahaya kilat yang mengkilap. Namun, para peri tak menghiraukan. Mereka tetap bernyanyi dan menari menikmati sejuknya udara langit. Suara dan kilatan itu semakin lama mendekat ke arah peri. "Dyerrr!!!" Tiba-tiba kilat itu menyambar di tengah-tengah garis warna yang dibuat oleh para peri. Mereka begitu terkejut dan berkumpul menjadi satu untuk saling melindungi.
    "Hei, siapakah kamu? Berani sekali merebut wilayahku!".