Mohon tunggu...
Akhmad AbdulMujib
Akhmad AbdulMujib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Akhmad Abdul Mujib, 085713416072

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Agama Dalam Menghadapi Pandemi

17 Agustus 2021   14:16 Diperbarui: 17 Agustus 2021   14:19 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kontribusi Agama Dalam Pencegahan Pandemi

Agama dalam mengatur kehidupan masyarakat berperan sangat penting. Agama adalah salah satu medium yang dapat dijadikan sandaran bagi setiap hidup individu dalam mengeliminasi persoalan kehidupan, seperti kasus penyebaran COVID-19 yang saat ini semakin mengkhawatirkan." Kasus ini sangat mencengangkan bagi kita semua, hingga mengalami kebingungan dan kegagapan. Kejadian ini baru kita alami, dan sangat berbeda dari kejadian yang ada sebelumnya.

Kegagapan dan kebingunan masyarakat ini karena ada kaitannya dengan aktivitas sosial ataupun ritual keagamaan yang biasanya diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu. Namun, saat pandemi ini, semua kegiatan tersebut harus dibatasi guna memutus mata rantai penularan virus Corona, termasuk upaya menjaga jarak, pembatasan sosial (social distancing), karantina wilayah (lockdown). hal ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai virus."Tentunya di beberapa kalangan masyarakat, menghadapi hal ini tidak mudah. Ada beberapa catatan sejarah islam dalam mengatasi penyebaran wabah penyakit. Bukti sejarah pernah di terapkan oleh: (1). Khalifah Umar bin Khattab , ketika wabah penyakit terjadi di zamannya, pada saat kunjungan ke Damaskus memutuskan untuk kembali ke Madinah karena di kota itu terdapat wabah. Ketika ditanya kenapa menghindari takdir Allah,? "Ya, kita akan lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lainnya," Jawab Umar bin Khattab. Maksudnya memilih menghidar dari takdir satu ke takdir yang lain supaya tidak tertular, dan mencari keselamatan. (2) Ibnu Sina,ilmuwan muslim dan dokter pertama yang mendesain metode karantina ( lockdown) untuk mengangkat suatu wabah. Pemikiran Ibnu Sina pernah di rekomendasikan pada masanya, sebagai pembatasan ruang dan gerakan manusia selama beberapa waktu. Efektivitas dan keberhasilan karantina untuk menekan penyebaran wabah, mengakibatkan metode ini terus digunakan hingga sekarang, seperti yang dilakukan pemerintah saat ini. Ormas Islam sudah berpartisipasi dalam pencegahan penyebaran COVID-19. "Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul 'Ulama, Muhammadiyah, dan sebagainya telah melakukan ketentuan pemerintah dalam memberlakukan PSBB, dan menyosialisasikan masalah COVID-19. Beberapa praktek ritual bersama, seperti sholat berjamaah dianjurkan untuk ditangguhkan dengan cara sholat dirumah. Pelarangan ini bukan untuk melarang orang elakukan ibadah, akan tetapi ini dilakukan dalam rangka menghindari resiko yang didapatkan dari bekumpulnya orang bayak di tempat ibadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun