Mohon tunggu...
abdul muid badrun
abdul muid badrun Mohon Tunggu... -

Pembelajar, Penggagas #OneDayOneNote, #OneDayOneQuote, Dosen, Bankir Syariah, Pembicara Publik, Motivator, Sedang Mendalami "Ilmu Service dan Branding", Gost Writer. Untuk Berkomunikasi: Email: abdulmuidbadrun@gmail.com FB; Abdul Muid Badrun TW: @abdulmuidbadrun Insta: abdul muid badrun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keajaiban Memeluk Anak

27 Juni 2016   14:31 Diperbarui: 27 Juni 2016   14:45 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Bagi saya, masa depan anak sangat tergantung pada lingkungan dan peran aktif orangtuanya. Buat para ayah dan ibu di seluruh Indonesia, peluklah anak-anakmu sekarang juga!. Jangan biarkan mereka "dipeluk" oleh zaman yang semakin bebas ini. Jangan biarkan mereka "dipeluk" oleh televisi yang semakin tidak mendidik ini. Jangan biarkan mereka "dipeluk" oleh gadget yang merusak imajinasi dan hati anak-anak kita ini sebelum berusia 17 tahun. Peluklah anak-anak kita dengan pelukan hangat tangan-tangan kita orangtuanya sendiri. Peluklah anak-anak kita dengan berkomunikasi intensif (mengajak ngobrol) pada mereka setiap hari. Jangan gadaikan masa depan anak dengan kesibukan kerja dan kerja.

            Dengan cara sederhana ini, kita akan bisa berkontribusi bagi kuatnya fondasi keluarga Indonesia. Keluarga yang dipenuhi oleh hadirnya orangtua dengan pelukan hangatnya. Bukankah kuatnya sebuah bangsa dimulai dari kuatnya peran keluarga? Bagaimana menurut Anda?.***

*)Penulis,

Orangtua dengan 2 Anak, Dosen, dan

Bekerja di Bank Syariah Harta Insan Karimah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun