Mohon tunggu...
Abdul Marindul
Abdul Marindul Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis yang belajar untuk menulis dan menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Partai Tua Sering Sulitkan Jokowi, Pilih PSI!

30 Maret 2019   08:25 Diperbarui: 30 Maret 2019   09:44 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tahu Jokowi harus menang untuk menghindari Indonesia dari kehancuran masif. Not questionable. Tapi di dalam perjalanan politik, tidak ada jalan yang lurus. Selalu ada jalan yang berliku-liku.

Salah satunya Jokowi. Ia selama kepemimpinan periode pertamanya, mengalami banyak kesulitan.

Acap kali Jokowi dibuat repot oleh partai pendukungnya. Setidaknya partai-partai yang mendukung Jokowi, seringkali berulah. Baik secara terang-terangan, maupun secara sembunyi-sembunyi.

Kita tahu bahwa selama ini kita tahu bahwa banyak sekali partai yang mempertontonkan keberpihakannya kepada Jokowi, tapi... Mereka menyulitkan.

Salah satunya adalah partai besar yang tidak perlu kita sebutkan namanya. Jujur saja, partai itu masih ada di hati penulis.

Partai itu memang berbeda. Seolah masih ada asa dan rasa cinta. Tidak seperti partai Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat yang sudah saya buang jauh-jauh ke tong sampah politik.

Maka saya akan dengan sangat menghormati partai tua itu, mengkritik dengan kebenaran yang sulit.

The bitter truth, can't be left unspoken.

Harus dibicarakan. Inilah prinsip demokrasi.

Ada satu partai dengan ideologi besarnya, membuat saya merasa kurang nyaman. Saya mencintai partai ini, tapi terkadang, kebijakannya kok ya malah mempersulit Jokowi?

Partai itu partai kuat. Tapi... Rasanya terlalu kuat, sehingga sering menyulitkan Jokowi. Malah mereka dengan bangganya menyebut Jokowi petugas partai. Etiskah?

Rakyat harus sadar.

Siapakah partai itu? Demi eloknya tindakan politik, saya tidak akan menyebutkan. Tapi apa yang saya akan bicarakan di sini adalah sebuah hal yang gamblang saja.

Sebenarnya, Jokowi tidak mau partai itu terlalu kuat juga. Kenapa? Karena itu malah merepotkan Jokowi! Masih ingat kasus BG yang ingin jadi Kapolri?

Siapa partai yang mendorongnya mati-matian? Padahal kita tahu, dan masih tidak lepas dari ingatan, bahwa BG itu ditolak masyarakat. Kenapa? Masak tidak ingat?

Kita tahu bahwa BG itu calon tunggal Kapolri. Tapi sayangnya, KPK bermanuver. KPK menetapkan BG sebagai tersangka.

Komjen BG menjadi tersangka saat menduduki Kepala Biro Pembinaan Karier.

Komjen BG tersangka kasus tipikor (tindak pidana korupsi) saat menduduki Kepala Biro Pembinaan Karier (Polri)... KPK telah melakukan penyidikan setengah tahun lebih terhadap transaksi mencurigakan (Budi)...

kata Ketua KPK Abraham Samad dalam jumpa pers di Kuningan, Jakarta, Selasa, 13 Januari 2015.

Siapa yang mengusulkan mati-matian BG menjadi kapolri pada saat itu? Gegabah. Itulah kata yang paling tepat. Entah apa yang menjadi kelebihan BG untuk menjadi kapolri. Terkesan dipaksakan bukan?

Beberapa hari menjelang dilantik, KPK menyelamatkan muka Jokowi dari status tersangka BG. Akhirnya, ia digantikan. Kapolri diganti. Tidak jadi. Untung saja. Nyaris cuci muka dengan air mata.

Kemudian, selain kasus pelantikan yang cenderung dipaksakan, ada lagi kasus yang tidak jelas. Pansus Hak Angket KPK. KPK sempat ingin diangket. Siapa ketua pansusnya? Dari mana hayo partainya? Ngototnya?

Dari partai mana? Partai yang sama. Maka dengan demikian, ada sebuah kesulitan yang harus kita pahami bersama.

Jokowi tidak ingin partai-partai tua terlalu kuat. Kenapa? Karena nanti ada yang membayang-bayangi Jokowi dalam mengambil kebijakan dan keputusan.

Partai yang terlalu kuat, cenderung menyulitkan posisi yaitu dengan mengalihkan dukungan kita ke partai-partai kecil pendukung Jokowi.

Partai-partai kecil banyak belum tembus 4 persen. Cari yang sudah tembus 4 persen! Partai apa itu? PSI!

Dukung PSI, kita dukung pemberantasan korupsi!

#JokowiLagi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun