Setiap pemaparan memiliki pandangan dan strategi khususnya. Misalnya KIP alias Kartu Indonesia Pintar, menjadi barang jualan KMA.
Kartu ini dianggap sebagai kartu sakti yang bisa membuat rakyat Indonesia yang tidak ada pengharapan untuk sekolah, bisa sekolah tinggi. Memenuhi kebutuhan 100 juta lebih para pemuda Indonesia bukanlah hal yang mudah.
Satu demi satu pemaparan terhadap membentuk manusia Indonesia yang kompetitif, cerdas, dan berakhlak mulia dimunculkan oleh Kyai Ma'ruf Amin. Intonasinya jelas, kecepatan suaranya mantap untuk merasuk ke dalam hati. Membuat kita merinding.
Seolah Kyai Ma'ruf Amin yang kita kenal ini, adalah sosok yang benar-benar tidak seperti yang dibayangkan di debat pertama. Pada debat pertama, KMA tidak terlalu banyak bicara. Ia bicara sedikit-sedikit saja. Bahkan ada satu momen ketika ia ingin menceritakan kisah yang ia teladani dari Rasullulah, dia terpotong waktu.
Tapi saat debat ketiga ini, KMA memperlihatkan watak dan cara berpikir yang reformatories. Pemikiran yang progresif dan maju. Ada beberapa hal yang diutarakan oleh KMA. 3 hal tentang membangun manusia Indonesia. Yuk disimak.
Pertama, manusia. Membangun Indonesia, mulai dari manusia. Infrastruktur sudah rampung. Manusia Indonesia macam apa yang dibangun? Cetak biru macam apa yang dimiliki Jokowi dan KMA dalam hal ini? Manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia.
Inilah program yang akan dikerjakan. Program-program kerja membangun manusia. Tentu infrastruktur yang mendukung adalah rumah sakit, puskesmas, sekolah dasar, menengah dan tinggi. Lapangan kerja dan keagamaan yang mumpuni.
Kedua, la takhaf wa la tahzan. Jangan takut dan jangan sedih. Negara menjamin dan negara akan hadir untuk  membantu anak-anak Indonesia. Manusia Indonesia dijamin oleh negara. Kehadiran negara nyata dalam membangun manusia.
Negara dan rakyat, adalah dua kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Maka bicara tentang manusia yang sehat, negara harus memberikan fasilitas juga. Inilah yang menjadi misi Jokowi dan KMA. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Rakyat dan negara, saling berkontribusi satu sama lain.
Ketiga, orang tua, tenanglah. Jangan terlalu khawatir terhadap masa depan anak-anak. Anak-anak dari lahir, sampai besar, pasti ada peranan negara. Negara akan hadir dalam setiap segi kehidupan anak-anak Indonesia. Putra dan putri Indonesia akan maju di dalam karir mereka.
Pendidikan yang mumpuni, kesehatan yang terpantau dan setiap kebijakannya akan menjadi tanggungan negara.