Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis - Penulis seni budaya

Penulis seni budaya.Menetap di Malang.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Bolang Kompasiana Dukung Malang Kota Kreatif Dunia, Ini Kerja Kongkritnya

13 Mei 2024   23:18 Diperbarui: 13 Mei 2024   23:24 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dialog Mbois Kreatif di Kopitiam-Morse, Jl. Trunojoyo No.4 Kota Malang, Minggu (12/5/2024). Dok. foto: Bolang Kompasiana

Dialog Mbois Kreatif

SUASANA guyub melingkupi salah satu ruangan di lantai dua Kopitiam-Morse, Jl. Trunojoyo No.4 Kota Malang, Minggu (12/5/2024). Pagi itu memang sedang ada pertemuan antara penulis Bolang Kompasiana dan para perupa dari Sanggar Asta Citra Perupa Malang (ACPM-ART) Malang. Even bertajuk Dialog Mbois Kreatif bersama Seniman Seni Rupa Malang dimulai tepat pukul 09.30 wib. Dibuka oleh Abdul Malik, anggota Bolang Kompasioner yang didapuk  sebagai moderator.

Salah satu narasumber, Agung Harjaya Buana, pakar Cagar Budaya dan  pengurus Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Malang menyatakan bahwa saat ini Kota Malang sedang bergeliat mengajukan sebagai Kota Kreatif Dunia UNESCO tahun 2025.

"Pertemuan kita saat ini untuk menyusun database seniman khususnya seni rupa di Kota Malang. Kali ini kita bekerjasama dengan Sanggar Asta Citra Perupa Malang (ACPM-ART) Malang.Dengan data yang tersusun kita bisa merumuskan program yang lebih tepat sasaran," ungkap Agung H.Buana, ASN di Bappeda Kota Malang.  

Agung Harjaya Buana, Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang. Dok.foto: Bolang Kompasiana
Agung Harjaya Buana, Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang. Dok.foto: Bolang Kompasiana
 

Sementara itu, M. Yunus Nasuha, Koordinator BOLANG Kompasiana, mengenakan kaos kebangsaan Bolang Kompasiana bertuliskan "Dolan Tapi Ora Dolanan", menyambut dengan terbuka kerjasama Bolang Kompasiana  dan Sanggar Asta Citra Perupa Malang (ACPM-ART) Malang dalam menyusun buku database seni rupa kota Malang. 

Hubungan kerjasama antara Bolang Kompasiana dan Agung Harjaya Buana sudah terjalin sejak 2018.Saat itu Agung H.Buana berkantor di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Malang. 

Kerjasama tersebut membuahkan buku: 17 Kampung Tematik Kota Malang, penerbit Bolang Kompasiana Malang dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang (2018); Gastronomi Legendaris Kota Malang, Kerjasama Bolang Kompasiana dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Malang (2019).

Bambang Randika S, Ketua ACPM. Dok. foto: Bolang Kompasiana
Bambang Randika S, Ketua ACPM. Dok. foto: Bolang Kompasiana

Bambang Randika S, Ketua ACPM, sangat gembira dengan tawaran kerjasama dengan Bolang Kompasiana. Simbah, sapaan akrabnya, merasa terhormat bahwa Sanggar Asta Citra Perupa Malang (ACPM-ART) Malang dipilih sebagai mitra kerjasama. "Sanggar Asta Citra Perupa Malang (ACPM-ART) Malang terbentuk tahun 1987.

Sering pameran di berbagai tempat antara lain gedung Malang Creative Center, gedung DPRD Kota Malang hingga Kayutangan Heritage Malang. Terima kasih Pak Agung dkk yang telah berkenan melirik  komunitas ACPM untuk  diajak kerja sama membangun berbuat berkontribusi demi Malang. Pelaku seni sebanyak 30 pelukis terdata dari 100 pelukis ya 30 pelukis ini yang saya pilih sekali lagi matur nuwun," imbuh Simbah.(12/5/2024)

"Karena kita dibatasi waktu dan tenaga maka yang akan kita buat profil dan dibukukan hanya yang ada di daftar kemarin," ungkap Agung Harjaya Buana, inisiator penerbitan buku seni rupa kota Malang 2024.

M. Yunus Nasuha, Koordinator BOLANG Kompasiana menginformasikan ada 21 penulis Bolang Kompasiana yang ikut gabung."Hasil rekap dan evaluasi, bahwa pada kenyataannya penulis dan pelukis tidak 1:1. Maka beberapa penulis perlu menangani 2 pelukis," urai M. Yunus Nasuha, sehari-hari adalah dosen di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

M.Yunus Nasuha, Koordinator Bolang Kompasiana. Dok. foto: Bolang Kompasiana
M.Yunus Nasuha, Koordinator Bolang Kompasiana. Dok. foto: Bolang Kompasiana
 

Zoom Meeting

Salah satu persiapan penulisan buku Profil Perupa Malang 2024 adalah diadakan koordinasi lewat zoom meeting, Kamis, 2 Mei 2024 pukul 19.00. Beberapa Rangkuman Singkat Zoom Meeting adalah dari penuturan Pak Agung Harjaya Buana bahwa di tahun 2025 ada pengusulan Kota Malang menjadi kota kreatif dunia. Ada bagian sub sektor "New Media Art"  seni rupa dan literasi perlu diperkuat.

Dan melalui pembentukan buku Profil Perupa Malang 2024, Bolang Kompasiana mengambil peran untuk tujuan tersebut. Diperlukan pendokumentasian para maestro lokal Malang dan sekitarnya.

Pak M.Yunus Nasuha menuturkan bahwa perlunya ada kunjungan kepada sumber/pelaku utama (primer), yang itu merupakan bagian dari validasi.

Zoom meeting. Dok. foto:Bolang Kompasiana
Zoom meeting. Dok. foto:Bolang Kompasiana

Nah itu yang nanti menjadi tugas anggota Bolang Kompasiana sebagai penulis. Diharapkan  dalam penulisan secara jelas, menggali biodata perupa. Dengan gaya bertutur (story telling) dan mengalir. Sebagai acuan rubrik Sosok di koran Kompas.

Saran dan kritik diperlukan agar kaya warna. Ada bagian hitam-putih-abu-abu yang perlu dikomparasikan. Untuk itu perlu diadakan Focus Grup Discussion (FGD) yang menyatukan para penulis dan perupa tersebut yang sama-sama hadir.

FGD nanti menjadi forum "klarifikasi" antar perupa. Penulis nanti bisa saling berdiskusi dengan perupa yang lain.

Para penulis mulai saat ini bisa membuat janjian untuk melakukan reportase. Jika ada kendala tidak bisa/lambat respon bisa diinformasikan ke grup. Nanti Pak Agung bantu "push" kan. Akan ada beberapa solusi alternatif.

Abdul Malik wawancara Muhammad Amin di rumahnya. Dok. foto: Abdul Malik
Abdul Malik wawancara Muhammad Amin di rumahnya. Dok. foto: Abdul Malik

Kelompok Diskusi Terpumpun

Sesuai rencana, Focus Grup Discussion (Kelompok Diskusi Terpumpun) digelar di Kopitiam-Morse, Jl. Trunojoyo No.4 Kota Malang, Minggu, 12 Mei 2024 pukul 09.30-12.00 wib.

"Masing-masing seniman ke depan musti punya portfolio digital. Dan dimulai dari pendataan penulisan.Ke depan data tersebut bisa di konversi menjadi pendapatan bagi ekosistem.Kegunaan FGD tadi juga untuk crosscheck sesama pelukis sehingga mendapatkan sosok yang utuh," ungkap Agung Harjaya Buana, inisiator buku Balai Kota Menulis.

Dialog Mbois Kreatif. Dok. Bolang Kompasiana 
Dialog Mbois Kreatif. Dok. Bolang Kompasiana 
 

Agung H.Buana menambahkan banyak seniman baik itu pelukis, pematung, dan penggiat karya seni lainnya di Kota Malang yang menghasilkan karya."Dibalik itu semua, menyimpan beberapa problem. Di antaranya adalah kurang tersosialisasi para seniman itu, sehingga karyanya tidak banyak diketahui publik.Dari diskusi kecil hari ini insya Allah akan membesar dengan kepedulian kita semua," harap Agung Harjaya Buana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun