Di wilayah yang baru ini, Masyarakat transmigran keadaan yang jauh berbeda dengan keadaan di pulau jawa maupun tempat tinggal mereka awalnya. Kondisi tanah Kalimantan yang pada umumnya berstruktur gambut, juga lingkungan yang masih hampir keseluruhannya adalah hutan. Membuat warga harus beradaptasi dalam lingkungan mereka yang baru ini dengan bersama saling membantu untuk membuat sarana dan prasarana bagi yang dapat mereka gunakan nantinya. Karena memang pembangunan dan juga awal program ini dimulai dari pemerintah. Pihak desa juga membantu masyarakat untuk membangun tempat-tempat umum yang bisa di rasakan sekarang contohnya, Sekolah tingkat SD, Taman kanak-kanak, Masjid, Gereja, Kantor Desa maupun prasarana seperti lapangan bola dan voli.Â
Tempat ini menjadi kawasan karena saling berdekatan dan saling memiliki hubungan Bernama Kawasan FU (fasilitas umum). Bagian yang menarik juga dalam bidang bahasa, warga desa Air Durian Jaya menggunakan bahasa Indonesia karena memang walaupun hampir semua penduduk memiliki etnis keturunan jawa tetapi mereka mengetahui bahwa masih ada orang sunda, madura, maupun etnis lainnya yang tinggal disana. Jadi, walaupun memang mereka terkadang berbicara bahasa jawa tetapi warga tetap menjunjung tinggi bahasa persatuan.
Â
Keadaan Ekonomi Masyarakat
Dikarenakan pada kondisi tanah gambut yang memang tidak cocok untuk kegiatan pertanian padi, Warga memilih untuk membeli bibit kelapa sawit yang disediakan pemerintah ataupun membeli sendiri, untuk ditanam di lahan mereka. Karena memang di desa Air Durian Jaya ini sedang gencarnya dalam penanaman kelapa sawit sebagai komoditas produk minyak goreng untuk Masyarakat Indonesia. Selanjutnya, didukung oleh berdirinya banyak Perusahaan kelapa sawit disekitar desa membuat pekerjaan petani sawit lebih populer dibanding tanaman lain yang terbilang sulit ditanam. Beberapa pekerjaan yang bisa didapat di desa Air Durian Jaya adalah petani sawit, karyawan swasta, guru, bidan, dan perangkat desa. Adapun beberapa pekerjaan yang sering diisi oleh ibu-ibu adalah wirausaha dengan memperjualkan beberapa jajanan contoh nya warung yang berada di depan sekolah yaitu warung mamah radam dan mbah mul, yang menjual makanan ataupun minuman untuk anak-anak sekolah di jam istirahat maupun pulang. Pilihan pekerjaan juga makin beragam dengan banyaknya lapangan pekerjaan dibidang sektor pertanian maupun bisnis.
Â
Kehidupan Budaya
Kata yang paling cocok untuk kebudayaan di desa Air Durian Jaya adalah "campur" karena memang percampuran budaya disetiap segi masyarakat sangat menonjol disini tetapi hal itu menjadi sebuah keunikan tersendiri bagi desa Air Durian Jaya. Dengan tidak adanya perasaan dominan terhadap suatu suku bangsa maupun agama, kesetaraan dalam segi budaya pun dapat tercapai dengan dibangunnya masjid dan juga gereja di jarak yang berdekatan menunjukkan juga rasa kedamaian dalam beribadah di desa yang masyarakatnya terdiri dari agama Islam dan Kristen protestan.Â
Sarana kebudayaan lain adalah lapangan madrasah yang sering Masyarakat panggil lapangan Pagar Nusa. Karena ditempat tersebut diadakan Latihan pencak silat dan untuk memang juga mengadakan acara budaya ataupun keagamaan dengan pencak silat sebagai ikon nya, dan beberapa kegiatan warga yang memang dibawa dari tempat asalnya seperti Sebagai contohnya, komunitas Jawa mengintegrasikan praktik kebiasaan mereka, yang mencakup bahasa, tradisi, dan pemeliharaan upacara, ke dalam rutinitas sehari-hari mereka, mulai dari peristiwa kehidupan yang signifikan seperti pernikahan dan kelahiran, hingga kesempatan seremonial kematian.Â
Setiap tahun, sebelum dimulainya bulan suci Ramadan, peristiwa biasa yang dikenal sebagai "selamatan megengan" berlangsung. Peristiwa ini biasanya terjadi di kediaman pemimpin asosiasi lingkungan atau di masjid setempat. Selama pertemuan ini, setiap rumah tangga menyumbang barang makanan seperti nasi dan hidangan sampingan. Setelah itu, makanan tersebut dibagikan kepada para peserta yang hadir. Praktek kebiasaan ini terjadi baik pada hari sebelum dimulainya puasa atau pada hari pertama melakukan doa Tarawih.
Â