Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Saya Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Desa Air Durian Jaya "Perkampungan Transmigrasi Di Kalimantan Yang Memiliki Keunikan Dalam Sisi Sosial-Budaya"

23 Desember 2024   16:33 Diperbarui: 27 Desember 2024   18:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Air Durian Jaya (2023). (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui faktor yang sangat penting dalam membina suatu tempat adalah dari segi pendidikannya. Hal ini memiliki hubungan dimana desa Air Durian Jaya sendiri memiliki akses pendidikan dalam tingkat TK (taman kanak-kanak) dan Sekolah Dasar Negeri, yang bertempat di jalur 8 FU bernama SDN 14 Air Upas. 

Sekolah ini berdiri tahun 1996 untuk menjawab program transmigrasi dimana penduduk membutuhkan akses pendidikan di tempat baru tersebut. Menurut "Sitti Subaedah" kepala sekolah SDN 14 Air Upas yang mengabdi dari tahun 1997 semenjak kedatangannya di desa Air Durian Jaya sampai sekarang memberikan penjelasan tentang sekolah ini memiliki sekitar 9 orang tenaga pengajar dengan 100 siswa aktif. Dimana kurikulum yang diajarkan adalah kurikulum Merdeka dengan mengikuti aturan pemerintah yang diterapkan pada saat ini. Sejarah dari sekolah dasar 14 Air Upas sendiri memiliki cerita yang menarik sekaligus penuh perjuangan di awali dengan berdirinya pada tahun 1996 dengan bernama SDN 45 Air Durian, dikarenakan memang desa masih memiliki induk di kecamatan Marau. 

Dengan tenaga pengajar masih belum diisi oleh tanaga pengajar negeri jadi hanya beberapa orang guru perintis untuk mengisi bagian pendidikan di desa Air Durian Jaya. Setelah saat datangnya orang-orang transmigrasi yang memang datang dari pulau jawa yang rata-rata memiliki latar berpendidikan, merekalah yang merintis dan juga menjadi guru pertama di SDN 45 Air Durian pada waktu itu. Setelah tahun 1997 SDN 45 Air Durian kedatangan guru negeri termasuk, ibu Siti Subaedah yang datang dari Ujung Pandang/Makassar untuk datang mengabdi dengan mengajar anak-anak transmigrasi disusul oleh ibu Suciyati dari Kendawangan dan guru-guru negeri lainnya. Dengan anak-anak didik berkisar 200-an orang, diisi oleh anak dari warga Desa Air Durian Jaya dan beberapa anak yang tinggal di daerah Perusahaan dikarenakan memang pada kala itu perusahaan belum memiliki sarana sekolah. 

Dengan fokus pengajaran di bidang olahraga ibu Sitii Subaedah mencoba beberapa inovasi melawan kekurangan dalam segi sarana sekolah. Bersama anak-anak ibu yang akrab dipanggil ibu Ida ini mencoba hal baru dengan membuat matras olahraga dengan alang-alang yang tinggi dibelakang sekolah, lalu mengumpulkan karung untuk diisi alang-alang tersebut akhirnya jadilah matras tradisional dari tumbuhan dan barang yang bisa ditemukan. 

Tetapi hal ini menjadi pengajaran bagi kita, bahwa hal kecil pun bisa memiliki dampak yang besar dalam tempo waktu sekarang maupun di masa depan dengan beberapa inovasi dan pemikiran baru dari tenaga pendidik maupun lewat siswa. Setelah perusahaan disekitar desa memiliki akses sekolah akhirnya mereka menarik sejumlah anak-anak yang tinggal di daerah mereka juga pemekaran kecamatan Air Upas terjadi dan lahirlah SDN 14 Air Upas yang kita kenal dan lihat sekarang.

 

 

 

SDN 14 AIR UPAS (2023). (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
SDN 14 AIR UPAS (2023). (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

D. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Desa Air Durian Jaya 

Interaksi Sosial

Penghalang utama yang harus diatasi saat memasuki lingkungan baru adalah proses adaptasi. Adaptasi mengacu pada proses kognitif dan perilaku yang terlibat dalam memperoleh kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan baru. Transmigrasi mengalami proses adaptasi secara bertahap di lingkungan baru mereka, yang mencakup penyesuaian dengan lingkungan alam dan integrasi dengan penduduk setempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun