Airdrop Viral Berbasis Mini-App Telegram
Pengertian Airdrop
Sebagian orang mungkin masih belum mengerti apa sih airdrop itu? Beberapa bahkan skeptis tentang kredibilitas airdrop. Benarkah airdrop dapat berpotensi cuan?
Airdrop adalah strategi pemasaran di mana proyek-proyek blockchain memberikan token atau koin digital secara gratis kepada pengguna atau pemegang kripto tertentu. Fenomena ini tidak hanya menarik perhatian para penggemar kripto, tetapi juga menjadi alat pemasaran yang efektif bagi proyek-proyek baru.
Beberapa bulan terakhir ini banyak proyek airdrop dilakukan dengan metode mining atau penambangan kripto dalam platform tertentu, Telegram menjadi platform dengan pengguna terbanyak di dunia. Dalam Mini-App Telegram, untuk mendapatkan kripto penambang biasanya ditugaskan untuk men-tap atau mengklik layar sebanyak mungkin seperti NOT koin, Hamster Kombat dan MemeFi.
Telegram Sebagai Platform Penambangan Kripto
Pada tahun 2017, Pavel dan Nikolai Durov, otak di balik Telegram, memulai proyek ambisius ini. Bayangkan, mereka ingin menggabungkan teknologi blockchain dengan aplikasi pesan yang sudah digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Misi mereka adalah membuat transaksi cryptocurrency semudah mengirim pesan. Meskipun sempat mengalami beberapa kendala dalam hal hukum, komunitas pengembang kripto tidak menyerah. Mereka menghidupkan kembali proyek ini dengan nama baru, The Open Network, yang sekarang dikelola oleh TON Foundation.
Dalam telegram terdapat fitur Mini-app yaitu sebuah aplikasi web yang dapat diintegrasikan langsung ke dalam platform Telegram. Dengan Mini Apps, pengembang dapat menciptakan aplikasi yang dapat diakses tanpa harus keluar dari Telegram, memberikan pengalaman yang lebih terintegrasi dan nyaman bagi pengguna.
Dengan basis pengguna Telegram yang sangat besar, TON memungkinkan pengembangan mini-apps yang dapat digunakan oleh jutaan orang. Pengembang dapat membangun berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang memanfaatkan infrastruktur Telegram untuk distribusi yang lebih luas. Selain itu, TON juga mendukung aplikasi Decentralized Finance (DeFi), memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam aktivitas keuangan seperti pinjaman dan trading secara terdesentralisasi.
Mengapa Airdrop Telegram Menjadi Viral?
Airdrop menjadi viral karena beberapa hal. Selain karena memberikan penawaran yang menarik dengan iming-iming uang, maraknya konten pada media sosial membuat airdrop semakin diminati banyak orang. Apalagi setelah peluncuran token NOT koin, banyak pengguna yang berpartisipasi dalam airdrop “tap-to-earn” dalam mini-app telegram meraih keuntungan bahkan hingga puluhan juta. Hal ini tentu menarik banyak perhatian banyak orang untuk ikut serta dalam proyek airdrop.
Ditambah dengan adanya konsep referral, menuntut para pengguna untuk mengundang orang lain baik teman, kolega, keluarga dan lainnya. Karena semakin banyak orang yang terundang, semakin banyak token yang didapatkan seperti pada proyek DOGS dan MAJOR.
Cara Berpartisipasi dalam Airdrop Telegram
Tentu saja langkah awal adalah dengan menginstal aplikasi Telegram Messenger dan mendaftar. Setelah itu, bergabunglah dengan channel komunnitas airdrop tertentu dan mulai meluncurkan bot mini-appnya. Di sana akan dijelaskan tentang tugas dan tantangan yang Setelah berpartsipasi, koin-koin yang telah dikumpulkan inilah yang akan menjadi milik peserta. Setelah beberapa tahap proyek airdrop terselesaikan, koin in-game akan dikonversikan menjadi token yang siap beredar di pasar. Pada waktu tertentu, pengembang akan mendistribusikan token ini kepada dompet peserta sesuai dengan pencapaian masing-masing peserta. Token tersebut dapat diperjual-belikan oleh penerima airdrop pada bursa dimana token tersebut akan terdaftar.
Untuk pembuatan dompet kripto di Telegram sendiri sangatlah mudah, cukup cari bot wallet di fitur pencarian dan jalankan. Ikuti instruksi dan dompet selesai dibuat. Jangan lupa untuk mencadangkan dompet karena jika tidak, tanpa adanya seed-phrase untuk mengakses dompet, anda akan kehilangan semua aset anda dalam dompet tersebut.
Proyek Airdrop yang Sukses Beredar di Pasar
- NOT koin
Pertama kali diluncurkan pada 1 Januari 2024 dan berhasil memasuki pasar dengan harga awal $0,01 atau sekitar Rp.150,- per koinnya. Dengan pengguna total sebanyak 35 juta pemain.
- DOGS
Resmi dirilis pada 9 Juli 2024 dan tersedia di beberapa bursa teratas pad 23 Agustus 2024 dengan harga awal $0,001175 atau sekitar Rp.18,- per tokennya. Dengan 42,2 juta dari 53 pengguna layak mendapatkan tokennya.
- Hamster Kombat
Pertama kali dirilis pada Maret 2024 dan sukses menarik perhatian lebih dari 300 juta pemain. Token $HMSTR sukses beredar di pasar sejak 26 September 2024 dengan harga $0,009 atau sekitar Rp.140,- pertokennya.
- MemeFi
Alih-alih TON ekosistem, MemeFi memilih SUI sebagai blockchainnya. Meski demikian MemeFi tetap berbasis mini-app telegram dan sukses terdaftar di beberapa bursa dengan harga sekitar Rp.107,- per token.
- Major
Baru saja diluncurkan pada tanggal 28 November 2024, $MAJOR sukses beredar dengan harga yang fantastis pertokennya yakni $1,173 atau sekitar Rp.18500,-
Kesimpulan
Maraknya airdrop pada platform Telegram membuat banyak orang di seluruh dunia berpartisipasi dalam proyek-proyek tersebut dengan harapan mereka dapat menjual tokennya saat token sudah beredar di bursa. Dengan adanya fitur Mini-App pada platform Telegram yang simpel dan efisien telah menarik banyak perhatian developer untuk menjalankan proyek airdrop dalam fitur tersebut sehingga membuat jaringan The Open NEtwork (TON) dan ekosistemnya meningkat, terbukti dengan suksesnya proyek airdrop seperti NOT koin, Hamster Kombat, DOGS, dan MAJOR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H