Mohon tunggu...
Supratama Dwi Saputra
Supratama Dwi Saputra Mohon Tunggu... Bankir - Mahasiswa Magister Manajemen Inovasi Universitas Teknologi Sumbawa

Saat ini bekerja di PT Bank NTB Syariah sebagai analis pembiayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manajemen Teknologi (Inovasi Pertanian di Lahan Berpasir)

19 Juni 2021   15:30 Diperbarui: 19 Juni 2021   15:44 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Fungsi utama wind breaker adalah untuk mereduksi kecepatan angin. Selain itu juga berfungsi untuk mengurangi kerusakan mekanis karena patah atau hilangnya organ-organ tanaman, kegagalan pembungaan dan penyerbukan, bentuk habitus dan pertumbuhan yang mengalami kelainan serta untuk mengurangi laju evapotranspirasi yang tinggi. 

Pematah angin dapat berupa tanaman dan juga bangunan sementara. Bangunan sementara dapat dibuat dari anyaman bambu, daun tebu, atau daun kelapa. Sementara itu, pematah angin yang bersifat tetap berasal dari tumbuhan tahunan yang umurnya panjang dan dapat diatur pertumbuhannya. Jenis tumbuhan yang dapat digunakan, misalnya: kelapa, Accasia, Glerecidae, sengon, lamtoro, bunga turi dan lain-lain.

4. Penggunaan sistem lorong

 Alternatif lain dalam teknologi budidaya yang dapat diterapkan untuk lahan pantai adalah sistem penanaman lorong (alley cropping). Sistem penanaman lorong merupakan sistem penanaman dengan menanam pohon-pohon kecil dan semak dalam jalur-jalur yang agak lebar dan penanaman tanaman semusim di antara jalur-jalur tersebut sehingga membentuk lorong-lorong. 

Tanaman lorong biasanya merupakan tanaman pupuk hijau atau legume tree. Di lahan pantai, budidaya lorong diterapkan untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti: intensitas matahari, erosi permukaan oleh angin, dan laju evapotranspirasi. Selain itu, dapat juga berfungsi sebagai pematah angin sehingga mereduksi kecepatannya.

5. Hidrologi dan Irigasi

Ketersediaan air irigasi di lahan pantai yang terbatas mengakibatkan perlunya upaya untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan air irigasi sehingga dapat mengurangi pemborosan dalam penggunaan air irigasi. Irigasi dilahan pantai selama ini dilakukan dengan cara penyiraman dan penggunaan sumur renteng. 

Sedangkan untuk mengurangi kehilangan air siraman dan mempertahankan lengas, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan lembaran plastik yang ditanam pada jeluk 30 cm. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suatu lapisan kedap guna mencegah atau menghambat agar air irigasi yang diberikan dapat ditahan oleh lapisan tersebut sehingga efisiensi pemanfaatan air oleh tanaman dapat ditingkatkan.

Jika lahan telah berhasil di olah maka tentu saja harus tetap dirawat agar tetap subur, mengingat bahwa NTB adalah daerah penghasil jagung dan daerah pengembangan sapi, maka sangatlah mendukung guna pemanfaatan lahan pantai menjadi lahan pertanian tersebut. Dimana dengan banyaknya seresah jagung bias dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pakan ternak segar dan bias juga menjadi kompos jika sudah dalam kondisi kering/mati.tentu saja kompos ini diharapkan bias menjadi pupuk alami bagi lahan di tanah berpasir tersebut nantinya. 

Sama halnya dengan seresah jagung yang menjadi kompos, manfaat dari banyaknya sapi di NTB tentu saja di harapan kotorannya bisa juga menjadi pupuk organik yang baik. Selain sebagai pupuk organik, kotoran sapi juga bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif seperti Biogas. Dan tentu saja pada akhirnya dapat membantu perekonomian masyarakat.

Dalam pengelolaan lahan pantai selain harus menggunakan berbagai teknologi untuk memanipulasi lahan, kita juga harus memperhatikan pula kelestarian lingkungan di lahan pantai, hal ini dilakukan terutama terhadap sumber daya air tawar yang sangat penting bagi pertanian lahan pantai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun